Site icon SuaraJakarta.co

Cambridge Analytica Akui Kemenangan Trump Karena Bocornya Data Akun Facebook

SuaraJakarta.co,JAKARTA – Tercatat lebih dari 50 juta akun pengguna Facebook di seluruh dunia bocor ke pihak ketiga. Salah satunya adalah untuk pemenangan kampanye Presiden AS Donadl Trump pada akhir 2016 lalu.

Hal itu sebagaimana pengakuan dari Cambridge Analytica, sebuah konsultan politik yang memiliki klien Donald Trump untuk maju di Pilpres AS 2016 melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

Bocornya data ini diperkuat oleh pemaparan dari Pakar Keamanan siber Pratama Persadha. Dirinya menilai kasus ini sebagai momentum yang tepat untuk mengevaluasi Facebook sebagai media sosial terbesar di dunia. Facebook sendiri diketahui juga pemilik dari Instagram dan Whatsapp, aplikasi instant messaging terbesar di dunia saat ini.

“Facebook ini memang sudah diketahui lama memanfaatkan data para penggunannya untuk kepentingan bisnis. Namun peristiwa skandal Facebook dan Cambridge Analytica ini bertambah ramai karena menyeret nama presiden AS Donald Trump,” jelas chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC kepada suarajakarta.co, Rabu (22/3).

Selain isu, keikutsertaan Rusia dalam membantu kemenangan Trump, kini Facebook juga langsung dihantam karena dianggap membiarkan dan membantu kemenangan Trump. Pasalnya selama masa pemilu banyak konten hoaks dan bernada rasis yang muncul di beranda Facebook para pemilih di AS.

“Facebook sendiri membuka data pengguna ke pihak ketiga memang sangat mudah. Bahkan sampai pada tahun 2014, Facebook masih mempunyai program friend permission untuk pihak ketiga sehingga cakupan data yang diambil menjadi sangat banyak,” terangnya.

Tak ayal, kabar ini membuat saham Facebook turun sebanyak 6,8% dan diperkirakan akan terus turun. Selain itu, Parlemen Uni Eropa memanggil Mark Zuckerberg untuk hadir di sidang Parlemen Uni Eropa di Brussles Belgia. Parlemen Inggris tak mau ketinggalan meminta penjelasan langsung dari Zuckerberg.

Exit mobile version