Beda Ahok dengan Sutityoso: Ahok Maki-Maki Bawahannya, Sutiyoso Pendekatan dengan Hati

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Beda pemimpin beda pula cara memperlakukan bawahannya. Begitulah yang membedakan antara mantan Gubernur DKI Sutiyoso dengan Gubenur DKI saat ini, Ahok.

Meskipun berlatar belakang militer, tidak seperti Ahok, Sutiyoso lebih memilih pendekatan hati jika terjadi konflik dalam lingkungan Pemda DKI.

“Wali kota kan level udah cukup atas. Ya pasti ada sebabnya dia lakukan itu, jadi patut kita evaluasi. Karena itulah pendekatan lain,” jelas Sutiyoso dalam menilai mundurnya Rustam dari kursi Walikota Jakarta Utara karena dituding Ahok berkoalisi dengan Yusril, Selasa (26/4).

Selain menggunakan prinsip dari hati ke hati, mantan Jenderal Bintang Tiga dengan pangkat Letnan Jenderal ini juga tak segan terapkan reward and punishment.

BACA JUGA  Fahira Kecam Hilangnya Nyawa Dua Anak Saat Pembagian Sembako di Monas

“Kalau saya kan, saya dekati hatinya. Anak buah saya itu keluarga saya. Kalau salah saya marahi, tapi kalau benar harus saya puji kalau kerjanya baik. Itu kan reward and punishment, di mana pun saya terapkan. Sekarang ada orang yang saya maki-maki kan enggak pernah. Karena gaya saya seperti itu. Walau saya dari Kopassus tidak berarti saya sembarang tempeleng, maki-maki orang. Aku enggak kayak gitu,” katanya.

“Kalau gaya Ahok seperti itu juga enggak masalah. Pemimpin berhak untuk menerapkan gaya kepemimpinannya masing-masing. Apakah tepat atau tidak yang nilai bukan saya,” tambah Sutiyoso.

Lalu, apakah gaya kepemimpinan Ahok perlu dievaluasi?

“Ya mestinya begitu. Kenapa kok ada anak buah yang mundur? Tapi itu hak seorang pemimpin,” jawabnya.

BACA JUGA  Hasil Survei UNAS : Hidayat lebih Populer dibanding Jokowi

Diketahui, meskipun Ahok berlatar belakang sipil, namun dirinya tak segan untuk teriak kasar, memaki-maki bawahannya, hingga berkata jorok di ruang publik. Ia bahkan berani menuduh bawahannya tanpa mendengarkan terlebih dahulu sebagai bagian dari klarifikasi. Bahkan, atas arogansi Ahok itu tercatat Pemda DKI dalam kepemimpinan Ahok, sudah lebih dari tiga kali merotasi PNS sehingga berdampak pada menurunnya penyerapan anggaran.

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles