Site icon SuaraJakarta.co

Anies Ajak Dubes Norwegia dan Denmark ke Pintu Air Manggarai, Bahas Apa?

Foto: Khairuddin Safri/SuaraJakarta

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Gubernur Anies Baswedan mengajak Dubes Norwegia Vegard Kalee dan Dubes Denmark Rasmus A. Kristensen ke Pintu Air Manggarai dalam rangka kunjungan lapangan bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta.

Dalam kunjungan yang juga dihadiri oleh perwakilan Kemenko Bidang Kemaritiman itu, Gubernur Anies mengajak mereka untuk melihat komitmen DKI bersama Pemerintah Pusat menjalankan pendekatan terintegrasi untuk menghadapi tantangan sampah.

“Bahwa Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi sampah hingga 30 persen dan sampai plastik laut hingga 70 persen di tahun 2022. Komitmen ini di Jakarta akan kita laksana dengan amat serius,” ujar Gubernur Anies di lokasi, Selasa (30/1).

Mantan Mendikbud ini juga menjelaskan kepada para dubes, bahwa penanganan sampah di Jakarta dikelola mulai dari hilir sampai hulunya.

“Tetapi yang tidak kalah penting bagi kita adalah bukan soal membersihkannya saja yang ada di hilir, tantangan utamanya adalah membereskan hulunya, mulai dari kebiasaan untuk menggunakan bahan-bahan yang sesedikit mungkin menghasilkan sampah. Manfaatkan seoptimal mungkin agar sedikit residu yang tertinggal dan dibuang di tempat yang seharusnya agar sehingga bisa dimanfaatkan kembali,” jelas Anies.

Menanggapi itu, Dubes Rasmus memaparkan konsep pengelolaan limbah yang dapat diterapkan di Jakarta.

“Karena kebanyakan sampah di laut berasal dari limbah yang tidak dikelola dengan baik di kota-kota besar di daerah pesisir seperti Jakarta, maka terdapat tantangan yang signifikan dalam pengelolaan sampah di daerah tersebut. Dalam hal ini, Denmark telah bekerjasama dengan Indonesia dalam memperbaiki pengelolaan limbah padat, termasuk teknologi konversi limbah ke energi, dan berkomitmen untuk melanjutkan upaya tersebut,” jelas Dubes Kristensen.

Senada, Dubes Vegard menyarankan agar Pemprov DKI mengurangi polusi sampah, khususnya dalam bentuk plastik sangat mengancam kesehatan dan keseimbangan ekosistem di laut dan daerah pesisir.

“Sebuah hasil studi bahkan menyatakan bahwa apabila ini terus berlanjut, maka pada 2050 akan ada lebih banyak plastik dari sisi massa daripada ikan di lautan dunia. Karena isu yang kita dihadapi ini tidak memandang batasan negara, maka kami dengan senang hati bergabung dengan Bank Dunia dan Denmark dalam mendukung Agenda Laut Indonesia melalui Dana Perwalian Kemaritiman Indonesia atau OMC MDTF,” ujar Dubes Vegard.

Diketahui, Pintu Air Manggarai tiap tahun selalu menghadapi masalah tumpukan sampah sehingga menganggu kerja pintu air. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran warga dalam manajemen sampah, serta pemukiman warga yang dibangun di atas bantaran kali Ciliwung.

Tumpukan sampah ini meningkat tiga kali lipat saat terjadi curah hujan tinggi di Kota Jakarta dan dari daerah penyangga sekitar Ibukota. Pemprov DKI Jakarta mengimbau warga ikut berperan aktif dalam menjaga lingkungan dengan cara bergotong royong, bekerja bakti dan berani menegur apabila ada yang membuang sampah sembarangan, termasuk ke badan sungai dan pintu-pintu air. (RDB)

Exit mobile version