SuaraJakarta.co, JAKARTA – Semakin kemari Muslimah yang mengenakan hijab semakin bertambah. Bisa dilihat di perkantoran, baik swasta atau pemerintah, mereka yang berkerudung semakin hari semakin banyak.
Lepas dari jumlah, para hijabers sesungguhnya juga membutuhkan “rasa pakaian” yang pantas sesuai kebutuhan. Mereka tidak ingin dianggap kolot apalagi ketinggalan jaman dengan pilihan busana ini.
Kondisi ini memungkinkan lahirnya gaya trendi hijabers yang setiap tahun pasti berubah. Suarajakarta menawarkan cara pandang yang dibalut analisa berdasarkan apa yang terjadi di internet terkait hijab.
Ramadhan adalah momentum pas untuk melahirkan mode hijab syar’i yang banyak digandrungi. Promosinya bisa melalui banyak hal. Biasanya lewat sinetron, peragaan busana atau yang paling murah adalah sosial media.
Berdasarkan pantauan di dunia maya, ada kecendrungan tren hijab jelang Ramadhan 2015 ini kepada simple dan praktis. Namun, hijabers tetap mengedepankan elegan dalam berbusana.
Faktornya bisa banyak. Pertama, beberapa tahun belakangan ini tren hijab itu ribet dan ruwet. Pengamat busana, Hannie Hananto, melihat tren hijab yang ribet dan ruwet sudah ditinggalkan. Bahkan, menurutnya sering kali mengada-ada.
Oleh sebab itu, menurutnya, hijabers ingin suasana baru jelang Ramadhan ini. Mereka ingin yang lebih simpel dan praktis namun tetap elegan dipandang.
Kedua, jumlah hijabers yang bekerja semakin banyak. Mereka dinamis dan senantiasa dikelilingi aktivitas padat. Pakaian hijab yang cocok dengan mereka adalah yang simpel dan praktis.
Ketiga, pengaruh busana dari luar negeri yang mengedepankan kepraktisan dan simpel. Semua mafhum bahwa apa yang terjadi di negara kita, sedikit banyak akan dipengaruhi dengan apa yang terjadi di level global.
Termasuk dalam berpakaian. Semakin canggihnya teknologi informasi, maka akan semakin mudah para Muslimah, khususnya desainer, mendapatkan info tentang apa yang sedang tren di luar sana.
Nah, bagi Anda yang ingin menghadapi Ramadhan tahun ini dengan busana simpel dan praktis, tidak ada salahnya mempertimbangkan faktor-faktor di atas. (MFZ)
sumber: Nova