Site icon SuaraJakarta.co

Ilmuwan Indonesia dan Jepang Jalin Riset Bersama Pencitraan 4D Otak

suara jakarta Pencitraan 4D Otak Ilmuwan Indonesia Jepang

suara jakarta Pencitraan 4D Otak Ilmuwan Indonesia Jepang

SuaraJakarta.co, KYOTO – Universitas Kyoto dan CTECH Labs Edwar Technology, Indonesia telah menandatangani kerjasama untuk mengadakan riset gabungan tentang teknologi komunikasi tingkat lanjut dengan mengimplementasikan pencitraan 4D otak dan pengkodean chaos. Kerjasama ini akan mendorong kerjasama riset dalam membangun kapasitas riset tentang kerja otak manusia dan pengembangan teknologi komunikasi maju di masa depan. Kolaborasi riset ini difasilitasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

“Otak manusia merupakan salah satu bidang yang sangat sedikit dieksplorasi dalam sains dan penelitian,” ucap Profesor Ken Umeno, Kepala Departemen Matematika dan Fisika Terapan di Universitas Kyoto. Ia menekankan bahwa perkembangan teknologi komunikasi dan informasi masa depan akan beralih pada komunikasi digital antar otak manusia yang perkembangannya tergantung kepada kemampuan analisa kerja otak manusia dan pengkodean data aktifitas otak menjadi dalam bentuk data informasi digital.

CTECH Labs Edwar Technology, sebuah perusahan swasta Indonesia yang berbasis riset selama ini telah berhasil mengembangkan teknologi pencitraan untuk memindai otak manusia secara 3D dan real time menggunakan teknologi kapasitansi listrik yang dinamakan ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography). Teknologi ini sebelumnya digunakan untuk melakukan pendeteksian abnormalitas fungsi otak yang disebabkan oleh tumor, epilepsi, penyakit Alzheimer, atau disfungsi otak lainnya.

“Teknologi ECVT dapat mengukur sinyal eletrik otak dan menghasilkan peta data volumetrik digital aktifitas otak secara 4D. Data yang dihasilkan dapat diekstraksi untuk menghasilkan informasi yang berguna mengenai aktifitas otak manusia,” ucap Pendiri dan CEO CTECH Labs Edwar Technology, Dr Warsito P. Taruno.

Alat pemindai aktifitas otak 4D ini pertama kali diperkenalkan pada Simposium Internasional tentang Pencitraan Biomedis (ISBI) IEEE di San Fransisco, Amerika Serikat, pada tanggal 7 hingga 11 April, 2013.

Sementara itu, laboratorium Profesor Umeno di Departemen Matematika dan Fisika Terapan, Universitas Kyoto, selama ini melakukan riset secara intensif pada bidang analisa digital signal menggunakan teknologi pengkodean chaos untuk aplikasi pada sistem telekomunikasi. Komputasi chaos juga digunakan untuk menganalisa informasi dalam sinyal dengan intensitas sangat lemah yang terkandung dalam noise atau untuk memprediksikan data yang sangat fluktuatif seperti harga saham.

Melalui riset bersama ini, teknologi komputasi chaos akan diimplementasikan untuk menganalisa data 4D aktifitas otak manusia yang dihasilkan dari alat pemindai ECVT untuk berbagai aplikasi tentang fungsi kerja otak manusia. Dengan teknologi pengkodean chaos dimungkinkan untuk merubah data aktifitas otak menjadi data digital dan mentransfernya melalui teknologi komunikasi dan informasi. Dengan demikian suatu ketika bisa dilakukan komunikasi antara otak dengan komputer, atau antar otak manusia melalui komputer atau internet yang merupakan konsep telekomunikasi masa depan.

Saat ini alat pemindai aktifitas otak manusia secara 4D dengan menggunakan ECVT hanya ada di fasilitas riset CTECH Labs di Tangerang. Dalam waktu dekat Universitas Kyoto akan mengirimkan penelitinya untuk melakukan riset di Tangerang guna mengambil data aktifitas otak untuk dilakukan analisa komputasi chaos di Kyoto, Jepang. CTECH Labs belum lama juga mengadakan fasilitas komputer performa tinggi (High Performance Computer) untuk tujuan analisa kerja otak manusia berkapasitas tinggi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, yang direpresentasikan oleh Dr. Muhammad B. Setiawan, Kepala Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika yang mengiterasikan dukungan dari pemerintah Indonesia. Ia juga mengidentifikasi kerjasama ini sebagai tonggak sejarah dalam Teknologi Informasi Indonesia.

Exit mobile version