Pameran “Warna-Warni Jakarta” di Undira: Mahasiswa Ilmu Komunikasi Abadikan Keberagaman Ibu Kota

SuaraJakarta.Co— Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (Undira) kembali menggelar pameran karya fotografi bertajuk “Warna‑Warni Jakarta”, Jumat (20/6/2025), di Aula Undira Lantai 6. Pameran ini menampilkan karya dari para mahasiswa yang merefleksikan keberagaman budaya dan identitas urban Jakarta melalui lensa kamera.

Ketua pelaksana, Dani Siswardhani, menjelaskan bahwa tema ini dipilih untuk menangkap bagaimana berbagai budaya dari seluruh Nusantara berpadu, menciptakan harmoni visual yang khas bagi Jakarta. “Melalui pameran ini, kami ingin menunjukkan bahwa warna-warni budaya tersebut membentuk identitas Jakarta yang sangat unik,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia, Iqyanut Taufik, mengatakan bahwa karya yang ditampilkan merupakan hasil dari mata kuliah Dasar-Dasar Fotografi yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi. “Antusiasme para mahasiswa sangat tinggi. Kegiatan ini tidak hanya soal nilai akademik, tetapi juga bentuk apresiasi karya dan tumbuhnya kesadaran budaya melalui proses pembelajaran,” kata Iqyanut.

Koordinator Mata Kuliah Dasar-Dasar Fotografi, Suswinda Ningsih, juga menekankan bahwa pameran ini adalah contoh implementasi pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). “Ini bukan hanya soal nilai akhir, tetapi juga medium bagi para mahasiswa untuk menyuarakan pesan melalui karya visual,” tuturnya.

Selain pameran karya, acara juga menghadirkan Gunawan Wicaksono, Redaktur Majalah Tempo, yang membahas tema “Fotografi Budaya dan Jurnalistik”. Diskusi ini memberi kesempatan bagi para peserta untuk memahami lebih dalam soal nilai dan makna karya fotografi dari perspektif jurnalistik dan industri kreatif.

Pameran ini juga memamerkan karya dari berbagai titik di Jakarta — dari kawasan kota hingga area pasar — yang masing‑masing membawa narasi visual berbeda. Dalam proses penilaian, karya mahasiswa tidak hanya dinilai dari aspek teknis (komposisi, pencahayaan, dan framing), tetapi juga nilai cerita dan relevansi karya dengan tema yang diangkat. Ada tim kurator khusus yang memberi masukan untuk pengembangan karya selanjutnya.

“Penilaian karya ini memang berdasarkan RPS dan standar OBE (outcome-based education), tetapi yang lebih penting adalah pengalaman dan pembelajaran bagi para mahasiswa. Mereka juga diajak berpikir kritis soal alasan teknis dan nilai karya yang dihadirkan,” jelas Suswinda Ningsih.

Prodi Ilmu Komunikasi Undira juga tengah menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak di industri kreatif, termasuk agensi komunikasi, media penyiaran, dan rumah produksi. “Saat ini sudah ada kerja sama dengan media dan agensi komunikasi. Bahkan, sesuai dengan aturan, sekitar 10% dari total jumlah mahasiswa harus dapat kesempatan magang. Jadi dari 1.550 mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, target kami 150 orang dapat kesempatan magang untuk mendapatkan pengalaman kerja nyata,” ungkap pihak Prodi Ilmu Komunikasi Undira.

Pameran “Warna‑Warni Jakarta” bukan hanya soal karya visual, tetapi juga soal pembentukan identitas dan kesadaran budaya bagi generasi penerus. Dengan semangat belajar dan kerja sama dengan industri, para mahasiswa Ilmu Komunikasi Undira terus mengasah kemampuan untuk siap berkontribusi bagi perkembangan media dan komunikasi Indonesia.

Related Articles

Latest Articles