SuaraJakarta.co, JAKARTA – Di tengah maraknya rumah makan yang bernuansa mewah, harga mahal, dan susah untuk mencari tempat parkir di Jakarta, ada segelintir anak muda yang senantiasa tetap memelihara kuliner lokal bagi masyarakat menengah ke bawah.
Kuliner lokal itu bernama Angkringan Mas Paijo. Nama “Mas Paijo” diambil dari nama suami dari pemilik kuliner yang telah sukses selama tiga tahun ini.
“Namanya Angkringan Mas Paijo, soalnya diambil dari nama suamiku. Bisnis ini awalnya iseng-iseng dengan pacarku yang sekarang jadi suamiku, keterusan jadi seperti ini”, tutur Mbak Kiki, wanita asli Kecamatan Turi Jogja yang masih kental dengan logat Jawanya.
Meskipun teerletak di kawasan komplek perumahan Jl. Giring-giring jembatan 2 Kelapa Gading, Jakarta Utara, bisnis makanan murah meriah ini, menurutnya, tidak serta mudah untuk dijalani. Banyak persaingan bisnis yang dialami meskipun berasal dari keluarganya sendiri yang diajak ikut bersamanya.
“Dulu pelangganku bisa lebih dari ini. Cuma karena ada persaingan bisnis yang tidak fair, sekarang jadi agak menurun”, keluhnya.
Meskipun demikian, ia bersama dua rekannya, Arif dan Noval, tetap yakin rezeki sudah diatur oleh Tuhan dan tidak akan tertukar. Hal tersebut terbukti dari larisnya penjualan yang didapat tiap malamnya
“Kami pernah dalam waktu 3 jam setengah, dari jam 6 sore hingga jam setengah 10, sudah habis. Selain karena memang karena daerah kelapa gading cukup banyak orang Jawa nya, juga karena harga makanannya yang terjangkau, mulai dari sate 2000 hingga nasi kucing 2500”, sambungnya sambil mempromosikan akun twitter @AngkringanPaijo (ARB)