Site icon SuaraJakarta.co

Tiga Cara Mengatasi Sindrom ‘Text Neck’

SuaraJakarta.co, KESEHATAN – Toni, sebut saja namanya begitu, adalah seorang pekerja digital media serta aktivis media sosial. Hampir 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, ia tidak bisa lepas dari menundukkan kepala untuk ‘texting’ dan membaca tulisan dari gadgetnya. Dan hampir tiap pagi saat bangun tidur, jari dan telapak tangannya terasa kaku. Ia juga sering merasa pegal di sekitar leher, punggung dan pinggangnya.

Toni sepertinya tidak sendirian, sebab ada jutaan pengguna smartphone di negeri ini. Sebab pertengahan Agustus lalu, Google melalui CMO Asia Pasifiknya -Simon Kahn- menyatakan bahwa pengguna smartphone di Indonesia tahun ini meningkat sekitar 43%. Melalui selular.id diungkapkan bahwa angka ini hanya mencapai 28% di tahun lalu, berarti pengguna perangkat pintar ini naik dua kali lipat dibanding tahun lalu.

Dr. Chris Cornett -seorang ahli bedah ortopedi dan tulang belakang dari University of Nebraska Medical Center- mengungkapkan bahwa masyarakat kini menjadi sangat fokus pada gadgetnya. Akibatnya, mereka tak sadar bahwa leher dan punggung atasnya berada dalam posisi abnormal dalam waktu yang lama, cukup lama sehingga muncul istilah ‘text neck’ yang merupakan satu gangguan nyeri akibat kesalahan postural.

Sindrom text neck adalah sekumpulan gejala akibat ‘overuse’ atau penggunaan berlebihan otot-otot daerah kepala, leher dan pundak, biasanya akibat tarikan tulang belakang selama penggunaan perangkat genggam seperti telepon selular pintar, pemutar mp3, tablet atau e-reader. Dr. Cornet mengungkapkan melalui situs pendidikan University of Nebraska Medical Center unmc.edu, bahwa saat tubuh berada pada postur abnormal, otot akan bekerja terlalu keras. Akibatnya, otot akan mudah lelah, kram, hingga timbul sakit kepala.

Ahli bedah yang bekerja di Departemen Bedah dan Rehabilitasi di UNMC ini menyarankan beberapa cara untuk memgurangi text neck, yaitu:

  1. Memodifikasi posisi gadget. Hindari posisi gadget yang memaksa anda menunduk, letakkan ia sebegitu rupa sehingga berada netral sejajar mata (eye level) anda.
  2. Ambillah rehat secara periodik. Hentikan kebiasaan bergadget seharian, dan memaksakan diri meneruskan pekerjaan hingga berjam-jam. Para ahli kesehatan kerja menyarankan setiap 1 jam posisi kerja harus diubah, atau berhenti sejenak untuk pelemasan otot. Paksakan diri untuk rehat, atau mengganti posisi sesekali.
  3. Berolahraga rutin di luar waktu kerja. Punggung dan leher yang kuat, flexibel akan membantu anda mengatasi posisi abnormal harian dalam bekerja sehingga mengurangi keluhan sendi serta otot.

Terakhir, seperti syair sebuah lagu: yang sedang-sedang saja, jangan terlalu berlebihan. Selamat bekerja!

Penulis: dr.Sari Kusumawati, MD

Exit mobile version