SuaraJakarta.co, JAKARTA – Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan harga garam. Tak disangka, harga garam di berbagai daerah melonjak menjadi lima kali lipat.
Naiknya harga garam, pemerintah menjadi sasaran kemarahan rakyat. Bagaimana bisa garam langka sedangkan Indonesia memiliki lau dan pantai yang luas.
Garam merupakan kebutuhan dasar bahan dapur. Dengan naiknya harga garam, masyarakat Indnesia banyak yang mengeluh. Terutama para pedagang kuliner yang setiap hari membutuhkan lebih banyak garam. Hal ini yang memicu darah tinggi, karena emosi menerima kenyataan naiknya harga garam.
Soal konsumsi garam, jika berlebih juga menyebabkan darah tinggi. Berikut hasil penelitiannya.
Hubungan antara konsumsi garam dengan hipertensi barulah ditemukan oleh Lewis Dahl dari Brookhaven National Laboratory. Mereka mengklaim memiliki bukti bahwa garam dapat menyebabkan hipertensi. Klaim tersebut didukung oleh riset melalui cara memberikan sodium sebanyak 500 gram per hari pada tikus.
Dahl juga menemukan sebuah populasi yang memiliki hubungan antara asupan garam dan tekanan darah tinggi. Orang yang tinggal di negara-negara dengan konsumsi garam tinggi, seperti Jepang, juga cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan menderita stroke.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Februari 2010 di New England Journal of Medicine memperkirakan, mengurangi asupan garam sekitar 35 persen akan menyelamatkan setidaknya 44.000 nyawa orang Amerika per tahun. (JML)