SuaraJakarta.co, Jakarta – Puluhan karyawan dan warga RW 01 mendemo Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA Hermina Jatinegara karena menerapkan sistem outsourcing kepada puluhan karyawannya. Rabu, (28/11).
Demo dilakukan dengan memblokir jalan masuk dan membakar ban di depan RSIA Hermina Jatinegara. Selanjutnya karyawan dan warga RW 01 yang tempat tinggalnya tepat di belakang Hermina berbondong-bondong berorasi menuju pintu masuk Hermina. Tidak puas, para pendemo lalu berorasi di depan gedung Hermina Hospital Group (HHG) yang terletak di samping gedung RSIA Hermina Jatinegara.
Para pendemo menuntut dihapuskan sistem outsourcing, karena sangat merugikan kepentingan karyawan. Mereka juga meminta Direktur RSIA Hermina Jatinegara Dr. Nasution Dicopot, karena bertindak semena-mena kepada karyawan.
Para pendemo membawa spanduk yang bertuliskan “Hapus sistem outsourcing”, “Pindahkan Dr. Nas dari Jatinegara”, “Utamakan warga RW 01”, “Bongkar jembatan yang melintas di wilayah warga,”.
Salah seorang karwayan yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, bahwa dirinya telah bekerja selama empat tahun, namun belum juga diangkat, bahkan ia dikenakan sistem outsourcing. Sebagai petugas kebersihan ia menerima upah Rp. 1,6 juta hingga Rp. 1,7 juta perbulan dan mendapat makan setiap harinya. Tapi dengan sistem Outsourcing ia hanya akan mendapatkan upah bersih Rp. 1,5 juta tanpa makan.
Darmi (49), salah seorang warga yang ikut demo juga menyesalkan sistem tersebut, karena merugikan anaknya yang telah bekerja lama di Hermina. “Maunya sih jangan di-outsourcing, itu aja,” harapnya.
Hal yang sama disampaikan Iis (43), yang anaknya juga bekerja di Hermina. Ia menyesalkan sistem outsourcing ini. Ia juga mengeluhkan kebijakan Direktur Hermina Jatinegara yang tidak memberikan bantuan kepada warga yang terkena banjir tahunan hingga 1,5 meter. Ia juga mempermasalahkan pembangunan jembatan yang menghubungkan gedung Hermina Baru dan Hermina lama, yang tidak izin dengan warga.
“Waktu pembangunan jembatan warga terganggu karena berisik, debu-debu juga masuk ke rumah warga. Jadi emang udah pada kesel sama Hermina. Ia juga tidak memberikan bantuan pada warga yangg kebanjiran, padahal direktur-direktur sebelumnya selalu memberi,” cetusnya.
Untuk meredakan demo warga, pihak Hermina mengajak perwakilan karyawan untuk berdialog. Satuan polisi juga diturunkan untuk menghindari bentrok masa. [Dn/SJ]