SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pengaruh gadget (gawai) pada perkembangan anak sangat memperihatinkan. Anak-anak semakin egois dan susah dikendalikan oleh guru dan orang tua.
Untuk itu, Program Sekolah Pengasuhan Anak (PSPA) menggalakkan gerakan 1821. Gerakan 1821 diyakini dapat mencegah dampak negatif gadget pada anak.
Gerakan 1821 adalah himbauan kepada para orangtua untuk melakukan puasa gadget dari jam 18.00 sampai 21.00. Puasa gadget dikakukan oleh orang tua khususnya yang memiliki anak SMA, SMP, SD, TK, dan balita.
Caranya Bagaimana?
“Simpan dulu HP-mu Ayah, Bunda, simpan dulu BB, Tab dan laptopnya. Temanilah anak-anak kita. Hanya 3 jam saja. Bersama mereka, dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa dan raga kita,” ujar Ermah, salah satu guru pengajar sekolah di Tangerang Selatan
Gerakan 1821 itu hanya dilakukan selama 3 jam. Selama tiga jam itu, anak diajak bermain, belajar, dan bicara (3B).
“Bermain apa saja, boleh mainan tradisional, bermain petak umpet, tebak-tebakan, pokoknya apa saja. Bisa juga menemani mereka belajar. Belajar agama dan apa saja yang positif. Bisa mengerjakan PR, belajar ilmu baru, berbagi pengalaman pengetahuan dan yang lainnya,” papar Ermah.
Selama ini orang tua dan anak jarang ngobrol karena aktifitas yang super sibuk. Berangkat pagi-pagi pulang malam. Untuk itu, aktifitas bicara dengan anak menjadi kebutuhan.
“Bicara, bicara, dan bicara. Ajak anak-anak bicara. Topiknya bisa apa saja. Lebih utama bicara tentang mereka, pengalaman mereka, keinginan mereka, pokoknya apa saja,” tambahnya.
Lalu, apakah selama tiga jam itu harus bermain, belajar, dan bicara?
“Tidak semuanya harus dilakukan pada saat yang sama, bisa dijadwal dan dibuat se-enjoy mungkin. Bisa dikombinasikan. Pilih aktivitas yang nyaman dilakukan bersama,” terangnya.
Tujuan gerakan 1821 itu untuk menjaga dan memberikan kebutuhan anak agar berkembang dengan baik. (EDI)