SuaraJakarta.co, YOGYAKARTA – Tantrum adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, atau mengomel marah.
Jika tantrum terjadi pada anak kamu gaes, misalnya ingin mainan lalu guling-guling di lantai, nangis, kemudian maksa. Ini cara yang super keren mengatasi tantrum pada anak.
Cara ini dipraktekan langsung oleh pria bernama Reed Wanadi seorang Chairman di Lembaga Hipnosis Indonesia di Yogyakarta. Begini ceritanya!
“Mendengar ocehan orang lain itu memang kadang-kadang bikin panas kuping. Namun hidup ini bukan buat menyenangkan orang lain. Kitalah yang bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, betul?
Ketika anak saya yang sulung sedang tantrum, menangis, merengek, lalu menjatuhkan dirinya sendiri ke tanah, saya hanya melihatnya sembari menunggunya, menawarkan air minum untuknya, sambil sesekali bertanya “sudah belum?”, “Sudah mau bangun?”, “Oke daddy tunggu ya”
Sedangkan istri saya senyum-senyum sembari mengambil foto.
Lucunya, orang yang lalu lalang di sekitar kami seolah menyindir, nyinyir, berbicara sok tahu:
“Itu anak di tolongin dulu kek..”
“Duh kasian, minta apa sih? Mainan? Diturutin dong, kok dibiarin gitu sih…”
“Kejam nih orang, anaknya dibiarin gitu aja, malah di foto-foto pula..” dan semacamnya.
Kami tetap tenang, sambil menunggu anak kami yang berusia hampir 3 tahun ini bangkit sendiri.
Dalam proses ini jangan ada kontak mata dengan si anak, jangan di tinggal, tetap Awasi. Mengapa…? Karena tantrum itu artinya si anak sedang belajar mengendalikan diri, agar dia mampu mengelola emosi.
Menuruti kemauannya tidak akan menyelsaikan masalah, karena menjadi tidak jelas, akan jadi serba salah semuanya.
Ini juga mengajarkan tidak semua yang diinginkannya di dunia bisa teralisasi, juga bukan karena ortunya rezeki itu ada.
Setelah dia bangkit, barulah sejajarkan posisi tubuh dengannya, minta dia mengatakan dengan jelas apa keinginannya.
Untunglah saat itu di gembira loka zoo yang terik, coba kalau di mall, bisa lama adegan seperti ini.
Alhamdulillah dengan penanganan tantrum yang benar, anak kami tidak terlalu sering begini. Dia telah belajar bahwa tidak semua keinginannya bisa terwujud saat itu juga. Dia belajar untuk mengendalikan emosi, dia sadar bukan begitu caranya meminta sesuatu.
Jadi jika kelak anak Anda tantrum, biarkan saja sambil diawasi. Tenangkan saja, sembari tanyakan apakah sudah mau menyelsaikan rengekannya?
Mau yang lebih cepat lagi penyelsaiannya, Anda ikutan gulingguling di lantai. dijamin si anak batal tantrum. hehehe. Serius lho ini, kalau Anda cukup punya mental boleh saja lakukan yang ini.” (JUN)