5 Sumber Penderitaan Hidup Yang Harus Diketahui

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Manusia hidup di dunia merupakan proses. Proses itu bisa dilihat dari perpindahan dari satu masalah ke masalah lain. Masalah itu merupakan anak tangga untuk menuju kehidupan sesungguhnya yang bahagia.

Namun, dalam menghadapi proses kehidupan, manusia terkadang salah dalam bersikap. Untuk itu, manusia perlu pengaturan khusus untuk mengatasi sumber-sumber masalah dalam hidupnya.

Masalah yang terjadi di kehidupan, seperti kurangnya harta, sakit fisik yang bertahun-tahun, anak bermasalah, istri membangkang, suami selingkuh, di Pehaka, cerai, dendam, karir mandeg, dan lain sebagainya ternyata itu bukan sumber masalah.

Menurut pakar psikologi Indonesia Ahmad Faiz Zainuddin dalam training Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terdapat 5 sumber penderitaan hidup.

1. Menyesali masa lalu
Masa lalu bukanlah hal yang penting. Sejatinya merupakan jejak langkah kehidupan. Masa lalu hanya bisa dikenang dan dipelajari untuk masa depan yang lebih baik.

Jika ada manusia yang masih menyesali masa lalunya, berarti dia merupakan orang yang kurang kerjaan. Pasalnya, masa lalu tidak ada gunanya dipikirkan. Masa lalu akan memengaruhi kinerja, sikap, pola pikir, dan suasana hari ini.

Susah move on. Begitu anak kekinian bilangnya. Akan menjadikan hidup itu kurang bergairah. Hal itu juga akan memicu penyakit fisik lainnya.

BACA JUGA  Penggunaan Kondom Ala Pakar Syariah

2. Tidak menikmati saat ini
Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan, esok adalah misteri. Seperti itulah hidup. Jika hari ini masih menyesali masa lalu, kehidupan tidak akan pernah dinikmati. Sehingga kehidupan akan terasa buruk.

Yang harus dilakukan saat ini adalah bersykur dan menikmati adanya anugerah pemberian Allah kepada kita sekarang, saat ini.

3. Mengkhawatirkan masa depan
Masa depan adalah misteri yang akan datang. Manusia hanya bisa berencana. Allah lah yang menentukan dan berkehendak atas langkah-langkah yang kita ambil.

Jika mengkhawatirkan masa depan, sama saja dengan men-depe-kan penyesalan. DP (down payment) atau bayar di muka penyesalan. Coba bayangkan! Misalnya seharusnya kekhawatirna yang kita rasakan itu terjadi tahun depan, tapi karena dikhawatirkan saat ini, menderitanya saat ini, bukan tahun depan.

Coba pikirkan, jika saat ini masih menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan, kapan bahagianya?

4. Tidak bisa memaafkan
Sejatinya, memaafkan kesalahan orang lain merupakan cara terbaik untuk memiliki kedamaian hidup. Memaafkan orang lain sama dengan membuka kebahagiaan pada hidup. Memaafkan orang lain bukan berarti berdamai dengan orang yang menyakiti, melainkan demi kesehatan dan kehidupan pribadi lebih baik.

BACA JUGA  Lomba Makan Kerupuk Dinilai Menjadikan Masyarakat Indonesia Rakus. Benarkah?

Jika tidak bisa memaafkan orang lain, hati anda akan terjerumus kepada dendam. Dendam akan menggerogoti tubuh dan pikiran anda. Hidup menjadi susah dan tubuh akan menjadi sakit. Itulah penderitaan dari mereka yang tidak bisa memaafkan orang lain.

5. Meletakkan kebahagiaan di mulutnya orang lain
Kalau selalu mendengarkan apa kata orang, apa sikap orang lain kepada kita, dijamin tidak akan bahagia. Pasalnya, mulut orang lain itu berbeda-beda. Akan sangat mustahil bisa memenuhi apa kata orang.

Misalnya sebuah kasus, anda melihat tetangga memiliki mobil Alphard. Sedangkan anda hanya memiliki mobil avanza. Dalam pikiran anda, anda sangat menginginkan Alphard. Saat anada melihat mobil tetangga, dan menginginkannya, anda tidak akan menikmati avanza anda.

Jika sudah begitu, mobil avanza anda tidak akan dinikmati, mobil Alphard tetangga anda tidak bisa anda nikmati. Dengan begitu,hidup anda akan terasa menderita. Menginginkan yang tidak bisa dinikmati. Padahal jika anda menikmati avanza anda, anda akan bahagia walau tidak punya Alphard. So, kalau gitu hiduplah alhphard adanya :).

Related Articles

Latest Articles