Site icon SuaraJakarta.co

Menggoda Dukungan Publik dengan Proyek Sosial Inspiratif

Proposal proyek sosial dibuat tentu bertujuan agar terbantu, baik berupa perhatian, dana dan tenaga oleh publik. Salah satu cara agar tujuan-tujuan tersebut tercapai adalah dengan mempublikasikannya secara luas, terutama menggunakan internet. Karena saat ini peran komunikator telah berpindah kepada masyarakat pengguna internet (sering disebut netizen, internet citizen), sebuah informasi akan menyebar dengan mudah cukup dengan menekan tombol “forward” atau “reshare” atau “retweet” dan “repath” di smartphone.

Ya, semuanya menjalar cepat dengan media sosial. Tapi bagaimana cara ‘menggoda’ benak dan jempol publik agar terefek “WOW” lalu membagikannya ke khalayak lebih luas? Netizen akan terinspirasi oleh sebuah ajakan dan gerakan sosial jika terpengaruh hatinya, tersadarkan benaknya dan tersalurkan energinya. Sebuah sentuhan di hati, pemicu pada rasio dan ajakan keterlibatan diperlukan. Inilah mengapa ide “CROWDFUNDING” untuk mengatasi masalah-masalah sosial saat ini makin jadi perhatian dan jalan keluar. Yaitu karena hak dan peran penanganan masalah sosial di sekitar telah berpindah ke ‘society’ dan bukan dalam penguasaan lembaga formal.

Sekarang kita deskripsikan caranya, langkah demi langkah agar proyek sosial yang kita buat dan promosikan mencapai tujuan sesuai harapan :

1. TENTUKAN KEKHASAN & POINT OF INTEREST
Sebagaimana pendekatan dalam pengembangan produk dan perencanaan komunikasi, maka proyek sosial unik yang pertama ada, atau proyek yang umum namun memiliki kekhasan, akan lebih punya peluang menarik perhatian dan simpati publik. Kemiskinan mungkin masalah utama di Indonesia, tapi mengangkat aktivitas sosial yang spesifik, misalkan “Bantu Budi buka bengkel vespa agar bisa hidupi keluarga” mungkin akan jadi penarik perhatian lebih.

2. DATA & CERITA PENGUAT SAMA PENTINGNYA
Tanpa bertujuan melakukan dramatisasi dan manipulasi, objek bantuan sosial perlu dikemas agar menginspirasi. Inilah bumbu halal yang banyak orang sebut sebagai ‘the power of story telling’ – sebuah upaya untuk menampilkan kekuatan kisah sebagai penguat pesan. Masalah sosial pasti punya sisi itu. Dalami dan ceritakan agar orang lain tergerak. Misalkan “Budi ternyata putus sekolah, padahal dia selalu juara. Bengkel motor itu, jika beroperasi, akan pekerjakan 5 temannya yang justru lulus sekolah tapi tak dapat kerja”. Meski tak cukup itu saja, sertakan data mulai tujuan, detil proyek seperti lokasi, kebutuhan, durasi pengerjaan, penanggung jawab dan anggaran yang dibutuhkan.

3. SIAPKAN DUKUNGAN AKTIVIS INTI
Bagaimanapun, perlu orang-orang yang memiliki satu visi dan hasrat sebagai penggerak penanganan masalah sosial tertentu. Ajak beberapa orang saja dan jadikan mereka tim inti. Susun struktur organisasinya. Sekumpulan aktivis sosial ini bahu-membahu, mencari data, mengumpulkan data penunjang, menghitung kebutuhan biaya, bahkan menjadi humas untuk proyek sosial yang sedang dikerjakan. Mereka bekerja paling awal & selesai paling akhir, semata agar proyek sosial terpublikasi hingga tuntas teratasi.

4. DUKUNGAN VISUAL
Salah satu cara memperkuat kepercayaan publik tentang proyek sosial yang kita tawarkan adalah tampilan visualnya, baik berupa foto maupun video berkualitas tinggi. Cerita tentang proyek bisa diangkat detil dan menginspirasi. Ambil waktu sedikit untuk menyusun alur tampilan dan angle-angle yang bisa menggambarkan proyek secara utuh. Ambil gambar lalu tampilkan dan sertakan di detil proyek.

5. GUNAKAN PLATFORM PROMOSI SEKALIGUS DONASI & AGREGASI
Di abad digital dimana semua serba terhubung, maka pengusul proyek, aktivis dan donatur bisa bertemu di tempat yang sama. Pilihlah platform digital, sebuah rumah filantropi virtual yang memberikan kemudahan bagi semua pihak untuk terlibat. Tapi tidak itu saja, platform yang dipilih punya dua syarat lagi : memiliki aset sosial dan promosi yang luas sehingga proyek sosial dapat terpapar ke publik seluas-luasnya serta satu lagi yaitu keterpercayaan sebagai gabungan transparansi dan akuntabilitas.

Penulis: Kurniawan Mahdi Harta, Founder Social Funding Platform QOLONI

Exit mobile version