SuaraJakarta.co, Jakarta – 21 Maret 2013 ] Kampanye EARTH HOUR merupakan aksi serentak individu, komunitas, korporasi, dan pemerintah di seluruh dunia dalam usaha mengurangi laju pemanasan global dan dampak perubahan iklim. EARTH HOUR menjadi kampanye lingkungan hidup terbesar dalam sejarah karena tahun 2012 berhasil meraih 2 milyar pendukung dari 7.001 kota di 152 negara.
Di tahun kelima penyelenggaraannya di Indonesia, WWF-Indonesia mengajak publik untuk tetap berpartisipasi mematikan lampu dan peralatan listrik yang tidak sedang dipakai selama 1 jam pada hari Sabtu, 23 Maret 2013, jam 20.30 – 21.30 (waktu setempat). EARTH HOUR hanya permulaan yang menunjukkan bahwa aksi ramah lingkungan dapat dimulai dari sesuatu yang mudah, murah dan bisa dilakukan oleh siapa saja segala usia.
Tahun 2009, EARTH HOUR Indonesia dimulai di Jakarta. Namun berkat intensitas kampanye di ruang publik dan jejaring media sosial, ditambah semangat “Ini Aksiku! Mana Aksimu?” – inisiatif I Will If You Will dalam bahasa Indonesia – EARTH HOUR mengalami peningkatan revolusioner hingga mampu memobilisasi banyak kota di Indonesia untuk partisipasi dalam aksi perubahan gaya hidup.
Tahun ini EARTH HOUR diikuti oleh lebih dari 30 lebih kota, mulai dari Banda Aceh, Medan, Pekan Baru, Jabodetabek, Bandung, Cimahi, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Kota Batu, Sidoarjo, Kediri, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Denpasar, Pontianak, Palangka Raya, Banjarmasin, Balikapapan, Samarinda, Sangatta, Tarakan, Kotamobagu, Sorowako, Makassar. Di setiap kota yang berpartisipasi, walikota atau bupati dan gubernur di beberapa propinsi menyatakan dukungan secara publik dengan berkenan menjadi Duta Earth Hour untuk kota/kabupaten/propinsi yang dipimpinnya. Total komitmen pemerintah yang berhasil didapatkan adalah 14 walikota/bupati dan 5 gubernur. Di Jakarta sendiri, sejak 2009 hingga kini Gubernur DKI Jakarta selalu memelopori dukungan terhadap gerakan perubahan untuk Jakarta yang lebih hijau.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, DKI Jakarta tetap meneruskan komitmennya memadamkan lampu di:
1. Gedung Balai Kota Propinsi DKI Jakarta
2. Monas dan air mancurnya
3. Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya
4. Air mancur Arjuna Wiwaha
5. Patung Pemuda
6. Lampu jalan sepanjang Jalan Jenderal Sudirman – Jalan MH Thamrin
7. Lampu jalan sepanjang Jalan Gatot Subroto – Jalan HR Rasuna Said
8. Lampu papan reklame milik Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.
Selain itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah mengeluarkan surat himbauan kepada para pemilik atau pengelola gedung-gedung sepanjang Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan HR Rasuna Said, untuk berpartisipasi dan menjadikan EARTH HOUR sebagai kebijakan yang berpihak pada efisiensi energi. Sejumlah mitra korporasi WWF-Indonesia tidak ketinggalan mendukung EARTH HOUR, yaitu Garuda Indonesia, PT SHARP Electronics Indonesia, The Body Shop, Carrefour, Teh Kotak – Thanks to Nature, BNI, Wartsila, Tupperware, Hino telah menyatakan komitmennya terhadap EARTH HOUR dan akan memadamkan gedung, pabrik, papan reklame, dan secara sukarela mengajak rekanan, staf, konsumen, dan masyarakat dalam jejaring kelompok mitra korporasi tersebut untuk juga berpartisipasi di EARTH HOUR 2013.
Perbedaan penting EARTH HOUR di tahun ini adalah adanya inisiatif WWF-Indonesia dan Komunitas Earth Hour Indonesia untuk memberikan Penghargaan Aksi Untuk Bumi 2013. Ajang ini bertujuan untuk mengangkat inisiatif pemerintah, kelompok masyarakat, sekolah, dan korporasi yang telah menerapkan gaya hidup hijau dan telah dibuktikan perjalanannya selama minimum 1 (satu) tahun sejak EARTH HOUR 2012. Para nominator Penghargaan Aksi Untuk Bumi 2013 untuk Kategori Kota adalah Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Solo, DI Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Malang yang notabene merupakan kota-kota dengan profil konsumsi energi yang paling besar di Pulau Jawa dan telah didampingi erat oleh para Earth Hour Champions. Sementara untuk kategori korporasi adalah PT Garuda Indonesia, PT Sharp Electronics Indonesia, PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop), PT Transretail Indonesia (Carrefour Indonesia), dan PT Wartsilla Indonesia.
Dalam perkembangannya, sudah banyak aksi dilakukan sebagai tindak lanjut EARTH HOUR selain Penghargaan Aksi Untuk Bumi, seperti penanaman pohon di DAS Ciliwung dan mangrove di pesisir Laut Jawa dan Aceh melalui program NEWtrees & mybabytree.org, dan pembangunan mikrohidro di Desa Harowu – Kalimantan Tengah. Dr. Efransjah, CEO WWF-Indonesia, menegaskan, “Keberhasilan EARTH HOUR bukan hanya diukur dari penghematan energi pada satu jam di hari ini saja, melainkan bagaimana menjadikan gaya hidup hemat energi sebagai gaya hidup sehari-hari. Sebuah gerakan perubahan tidak akan berjalan efektif bila semua lapisan di masyarakat tidak berkolaborasi, termasuk orang-orang mudanya.” “Pendukung EARTH HOUR dari semua bangsa di seluruh dunia adalah darah bagi komunitas global Earth Hour yang saling terhubung. Setelah melewati sekian panjang periode kampanye, pelajaran berharga dari kampanye ini adalah jika kita percaya pada sesuatu, kita bisa mencapai hal-hal menakjubkan yang awalnya kita pikir tidak mungkin diraih. Ini bukan cuma cerita unik. Ini sudah terjadi di seluruh dunia,” ungkap Andy Ridley,CEO dan founder EARTH HOUR.
INI AKSIKU! MANA AKSIMU?
Ikon global yang berpartisipasi dalam EARTH HOUR 2013:
The Sydney Opera House and Harbour Bridge, The Petronas Towers, Marina Bay Sands Singapura, The Tokyo Tower, Taipei 101, The Bird’s Nest in Beijing, The Gateway of India, the world’s tallest building The Burj Khalifa, the Ancient Citadel of Erbil in Kurdistan, Table Mountain, The Bosphorus Bridge, The Statue of David, The Eiffel Tower, The Brandenburg Gate, The Little Mermaid statue in Copenhagen, The UK Houses of Parliament, Buckingham
Palace, The Empire State Building, Niagara Falls, dan Los Angeles Airport (LAX). [Foto: Dudi Iskandar]