Site icon SuaraJakarta.co

Masalahnya, Kita Sering Tidak Yakin

Suara Jakarta - Novel Surat Dahlan Iskan & Gerakan Demi Indonesia

Suara Jakarta - Novel Surat Dahlan Iskan & Gerakan Demi Indonesia

SuaraJakarta.co – AKHIR Desember 2012, saya mendapatkan kabar kalau Dahlan Iskan (DI) mentri BUMN ada jadwal senam pagi bersama anak-anak luar pulau di Monas, karena beberapa kali saya ada janjian dengan DI selalu saja dibatalkan karena ada agenda bersama Presiden. Kesempatan ini tidak saya lewatkan untuk bisa ketemu DI untuk sharing dan ambil gambar untuk TVC RZ, karena acaranya pagi jam 05.00, malamnya saya berangkat dengan Riyan (marketing) setelah selesai talkshow di PR FM Bandung, jam 12.30 an sampai di Matraman Jakarta.

Pagi habis subuh saya berangkat ke Monas, Alhamdulillah sudah ada DI, salah satu direksi BUMN dan ada sekitar 10 orang dari berbagai perusahaan serta media menanti seperti halnya saya ingin ketemu dengan DI. Selesai senam saya beserta rombongan mengikuti DI menuju kantor kementrian BUMN dengan berjalan kaki, dalam hati saya “hari ini harus ketemu DI dengan penuh keyakinan.” Sampai di ruangan DI, subhanallah beliau langsung memberikan layanan sendiri mengambilkan botol minum kepada seluruh tamu (dalam hati saya ini ciri orang sukses).

Karena ada agenda di lantai 8 beliau ijin untuk mandi dulu, tamu dipersilahkan duduk, kecuali saya dan Riyan berdiri sembari menunggu DI karena sebelumnya memang belum janjian. “Mas Riyan kita balik aja yuuk ke Bandung, kelihatannya tidak mungkin hari ini kita bisa sharing dan ambil gambar DI (dengan bahasa kurang yakin),” kata saya ke Riyan, dengan kondisinya yang memang tidak memungkinkan. Karena ada 10 an tamu yang sudah ada janji dengan DI dan beliau akan ada agenda juga dilantai 8. Kata Riyan, “Yakin bisa pak.. harus yakin.. yakin bisa pak, ayo Pak, bismillah”

Subhanallah, kata-kata Riyan mengembalikan keyakinan saya bahwa hari ini harus ketemu dan mengambil gambar DI. Selesai mandi DI langsung duduk di meja meeting menemui tamu yang sudah menunggu. Dengan penuh keyakinan saya langsung menghampiri beliau dengan memperkenalkan diri serta mengingatkan DI dulu saya pernah sarapan pagi bersama di rumah DI di Surabaya, “Iya saya sangat ingat Mas Fendi dan RZ, apa yang bisa saya bantu?” kata DI.

Saya sampaikan tentang program Kampung Perubahan RZ kurang lebih 5 menitan dan di akhir saya minta gambar beliau untuk kita jadikan TVC. DI menyambut dengan sangat antusias, “Program ini akan kita bicarakan di Kementrian BUMN.” DI langsung berdiri dan menuju depan meja kerjanya, “Diambil gambar di sini aja, ya?” (tamu yang lain pada bengong, “ini diluar agenda nih..” ucap salah satu tamu). Riyan langsung ambil gambar DI 2 kali.

“Terimakasih Pak DI,” kata saya. Setelah selesai diambil gambar DI langsung siap siap keluar untuk mengikuti acara selanjutnya di lantai 8, dengan permohonan maaf kepada para tamu DI bergegas keluar menuju lantai 8. “Alhamdulillah, bisa sharing dan ambil gambar DI,” dalam hati saya, karena tamu yang lain tidak jadi bisa ketemu dengan DI.

Kalau saja saya hari itu memutuskan untuk pulang ke Bandung karena kurang yakin bisa ketemu DI, kita hari ini tidak bisa lihat TVC RZ bersama DI. Ternyata untuk berhasil atas apa yang kita targetkan sangatlah mudah, hanya dengan sebuah keyakinan untuk mencapainya. Masalahnya, kita sering kurang yakin atas apa yang menjadi target kita. “kurang percaya diri, adalah sifat wafa’ yang palsu, yang menimpa diantara kaum muslimin, ia menolak berbicara, padahal dia sebenarnya mampu.” (Syaikh Ibrahim Ad Duwaisi).

Atha’ Al Khurasani tak pernah lupa. Bahwa keyakinan adalah hasil dari meminta, sebelum menemukan kesimpulan dari realitas hidup yang penuh warna. Maka ia selalu minta pada Allah untuk mendapatkan keyakinan itu. Sepanjang hidupnya setiap kali ia bangkit dari duduk ,selalu berdoa dan meminta, “ Ya Allah berilah aku keyakinan tentang Engkau, sehingga ringan bagiku beban dunia dan aku jadi tahu, bahwa tidak sesuatu pun yang menimpaku, kecuali itu telah Engkau tetapkan untukku. Dan bahwa tidak ada dari rezeki yang datang kepadaku, kecuali dari apa yang memang Engkau jatahkan untukku.”

Sederhana sekali untuk bisa sukses dan berhasil atas target kita, hanya butuh sebuah keyakinan. Yakin akan tercapainya setiap target kita, Allah tidak meminta kita untuk memikirkan bagaimana caranya, dengan keyakinan Allah akan memberikan jalan kemudahan dalam setiap tahapan pencapaian target kita. Karena Allah itu sesuai dengan prasangka hambaNya. Kalau kita yakin bisa berhasil, Allah akan mudahkan atas keberhasilan tercapainya target kita atau sebaliknya.

Allah berfirman, “Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku bersamanya bila dia berzikir pada-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Dan apabila dia mengingat-Ku di tengah kumpulan banyak orang, maka Aku akan mengingatnya di hadapan kumpulan yang lebih baik dari pada mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 325 dan Muslim no. 2675)
Seharusnya kita lebih yakin untuk sukses dan berhasil, karena kita punya Allah. Kita harus berprasangka baik dan harus mencari rahmat kebaikan dari Allah. Tidak boleh putus asa, tak boleh merasa tidak bisa, sulit, berat, karena kita punya Allah yang setiap saat membentangkan karunia-Nya. Maka kita harus selalu tampil dengan penuh keyakinan dan percaya diri serta bangga selalu mengatakan “Hasbunallahu wani’mal wakiil” cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Dialah sebaik baiknya pelindung.

Bukankah Rasulullah pada saat situasi sulit, seperti disaat perang Badar dengan keyakinannya Allah memberikan kemenangan. Nabi Ibrahim juga mengucapkan kalimat itu ketika ia akan dilemparkan kedalam kobaran api dan apinya menjadi dingin serta menjadi keselamatan baginya. Nabi musa melihat lautan luas di hadapannya, sedang musuh musuh yang mengejarnya semakin dekat dibelakangnya.Tapi kemudian ia berkata“ sekali kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberikan petunjuk kepadaku” (QS. Syu’ara: 62).

Kesuksesan dan keberhasilan atas target kita adalah sejauh mana keyakinan kita. Silahkan baca kisah-kisah sukses orang-orang hebat di seluruh dunia. Mereka yang memiliki bisnis raksasa saat ini, yang memiliki kekayaan nyaris menyamai RAPBN Indonesia itu, bagaimana mereka dulunya. Bekal mereka satu: yakin bahwa mereka akan bisa melakukannya. Mereka tidak pernah memikirkan caranya, sebab memikirkan caranya justru hanya akan merintangi proses kreatif yang berjalan di benak mereka. Mereka hanya pandai-pandai melihat peluang, memanfaatkannya, dan kemudian menikmati hasilnya. Padahal mereka semua tidak mengenal siapa itu Allah. Bagaimana Dia mengatur dengan sempurna semesta raya ini. Bagaimana Dia meletakkan kebahagiaan di tengah-tengah umatnya dengan adil. Tapi mereka memanfaatkan keyakinan mereka dan mereka berhasil. Mereka membayangkan diri mereka duduk di singgasana orang terkaya di dunia dan mereka bisa melaluinya. Bayangkan saja jika mereka yakin atas kekuasaan Allah, betapa dahsyatnya potensi yang mereka miliki saat ini. Keyakinan ini menurut Rhonda Byrne (pengarang buku The Secret), yang akan membuat apapun yang kita sentuh menjadi emas, membuat apapun yang kita bayangkan menjadi kenyataan. Maka hati-hatilah dengan apa yang kita fikirkan dan yakini.

Allah tidak akan pernah bohong. Allah tidak akan pernah ingkar janji. Ud’uni astajib lakum (berdoalah kepadaku maka akan Aku kabulkan). Dan ini bagi Allah sangat amat mudah sekali. Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, bahwa target yang ada di hadapan mata kita itu terasa susah dan berat, karena kita mengukurnya dengan ukuran kita. Kita menghitungnya dengan perhitungan kita manusia. Kita membayangkannya dengan bayangan kita sendiri, bayangan manusia. Padahal bagi Allah itu kecil, sangat kecil. Bahkan besok pun jika Allah kehendaki kita bisa menutup target itu dengan mudah. Karena bagi Allah itu urusan kecil, sangat remeh, dan sangat amat mudah sekali.

Tinggal bagaimana kita meyakininya sebagai sebuah kepastian sebagaimana yang Allah kehendaki. Dalam pandangan Allah, dunia seisinya ini bagaikan satu sayap pada seekor nyamuk. Bayangkan, betapa remehnya. Kurang remeh apa coba? Kecil sekali itu dalam pandangan Allah untuk mengabulkannya. Maka tugas kita setelah memohon kepada-Nya dengan segenap kesungguhan adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah akan mengabulkan permohonan kita. Sekali lagi jangan pernah memikirkan caranya, sebab itu akan membatasi kita. Biar Allah yang mengatur semuanya, biar Allah yang akan melapangkan jalan kita, biar Allah membukakan pintu hati donatur kita, biar Allah yang akan memudahkan pelaksanaan program-program kita, sebagaimana dengan mudahnya dia mendinginkan api bagi nabi Ibrahim, menundukkan air laut bagi nabi Musa, dan mengirim malaikat bagi Rasulullah di perang Badar.

Berdoa… lalu yakinilah… Insya Allah berhasil… Allahu Akbar!!

Penulis: Nur Efendi, CEO Rumah Zakat

Exit mobile version