Target pemasaran digital adalah membawa keuntungan untuk bisnis : menguatkan branding, penawaran berbagai program marketing dan terakhir: selling. Sayangnya, fokus pelaku usaha lebih banyak ke #SMM (social media marketing saja). Sebut saja Facebook marketing, Instagram marketing atau Twitter marketing. Padahal banyak hal lain yang bisa dilakukan. Untuk titik berangkat, memilih kanal apa yang paling tepat, kita bisa lakukan pemotretan perilaku prospek (untuk ekspansi) atau perilaku konsumen (untuk retensi dan optimalisasi belanja pelanggan).
Sebagai contoh, tapping point dan lead channel untuk pasar fashion dan asesoris smartphone dan seluruh produk yang sangat visual, modelnya cepat berganti serta sangat variatif sudah pasti adalah Instagram. Hard selling bisa terjadi di Instagram. Dengan konten yang kuat, Instagram bisa jadi landing page yang sangat powerful. Meski demikian, Instagram baru ‘membimbing’ prospek untuk terkoneksi dengan saluran transaksi, bisa BBM, SMS, Whatsapp, LINE atau Email ke petugas penjualan. Disanalah pengalaman pertamanya terjadi. Jika bagus, cepat, tepat, maka terjadilah transaksi dan bahkan bisa berulang.
Sesungguhnya ada 5 upaya lain yang secara statistik sangat powerful untuk langsung mendorong transaksi – tentu jika dikelola dengan serius. Dalam digital marketing, ini disebut Lead Generators, apa saja?
1. Business Blog
Ingat bahwa rekomendasi yang sifatnya horizontal punya peran penting untuk mendorong transaksi, bahkan menurut riset Nielsen 92% pengguna internet bertindak karena dorongan yang ditemuinya di weblog. Oleh sebab itu, blog (sekali lagi, blog, bukan corporate official website) yang dikelola dengan baik bisa mendorong 55% pengunjung lebih banyak untuk bertransaksi di berbagai kanal yang disediakan (riset Hubspot), termasuk mendorong online buying di website. Siapa blogger ini? Mereka bisa dibayar untuk mengerjakan itu. Tapi lebih elok dan berdampak panjang, mereka adalah fans dan militanist blogger produk Anda.
2. Whitepaper dan Ebook
Inisiatif ini sederhana. Selain isi buku bisa berisi soft selling, dimana pasar potensial bisa terdorong untuk melakukan tindakan belanja karena terpengaruh isi buku, proses pengisian data pribadi prospek maupun pelangga bisa menjadi data mining process untuk ditindaklanjuti kemudian hari oleh online marketer atau call center agentperusahaan.
3. Webinars, atau Virtual Conference
Dengan penawaran multi channels seperti webinar, dimana prospek bisa berinteraksi dan mendapatkan penjelasan sebuah produk kemudian diarahkan untuk bertransaksi, angka keberhasilannya akan tinggi. Dan tema maupun konten webinar tidak harus berisi sebuah pengetahuan yang rumit. Hal ringan misalnya tutorial menggunakan hijab untuk acara formal, atau bimbingan menghitung pajak dan zakat profesi, akan menarik minat banyak orang bergabung dan menjadikan mereka target lunak untuk disasar
4. Video Marketing
Konten visual bergerak seperti video yang memungkinkan prospek atau pasar mendapatkan informasi berupa gambar, suara dan teks sekaligus, saat ini makin menguat perannya dalam mendorong penjualan online. Era video ini bahkan dimanfaatkan oleh Facebook untuk variasi konten. Jutaan konten video saat ini bisa dishare di FB per jam dan ini menjadi ancaman kanal pendahulunya yakni Youtube. Bahka era i-TV (internet TV) bisa jadi kanal penjualan untuk mendorong pasar bertransaksi.
5. Email Marketing
Tak bisa dipungkiri, email saat ini tetap menjadi medium yang paling populer. Kelebihan email adalah ia menjangkau semua pengguna medium digital lainnya karena email adalah satu-satunya syarat ‘warga digital’. Dan daya jangkaunya bisa ke semua devices. Dengan pengelolaan konten yang baik dan terarah (targeted), hasil email marketing bisa sangat impresif.
Penulis: @endykurniawan – Trainer, coach dan penulis bidang Bisnis, Investasi dan Keuangan. Pendiri dan pemilik Salama Mitra Investa (@salma_dinar)