SuaraJakarta.co, JAKARTA – Napis, putra asli betawi yang dibesarkan oleh keluarga petani. Ia dibesarkan di kampung yang punya nama beken “Lubang Buaya” Jakarta Timur. Kini ia menjabat sebagai lurah Johar Baru yang terkenal tawurannya. Namun, Napis bisa meredam kejadian tawuran itu. Strategi apa yang dilakukan Napis?
Perjalanan karier pria kelahiran Jakarta, 20 Septemper 1965 ini masuk CPNS langsung ditempatkan di Dinas Kebersihan DKI Jakarta tahun 1989.
Satu tahun berikutnya, di tahun 1990, Napis diangkat menjadi PNS di Dinas Kebersihan DKI Jakarta sebagai staf Administrasi.
Tahun 2010, Napis dipindah tugas ke wilayah kelurahan kebon kacang menjabat Kepala Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Napis dipromosi untuk posisi jabatan Sekretaris Kelurahan (Sekel) Kebon Kacang hingga tahun 2012.
Ditahun 2013, Napis mendapat promosi kembali dengan jabatan Wakil Lurah Menteng. Selanjutnya pada Januari 2015, ia dipindah tugas sebagai Kasubag Umum Kecamatan Sawahbesar.
7 bulan berikutnya di bulan Agustus tahun 2015, Napis dilantik sebagai Lurah Johar Baru.
“Saya dipercaya mengemban amanah untuk memimpin Johar Baru”, kata alumni Univertas Respati Indonesia yang lulus pada tahun 2007.
Kini Napis dikaruniai 2 putra dan 1 putri dari buah hati istri tercintanya Ayati.
Di manapun bertugas, kata Napis, dirinya akan siap menjalani tugas. Meski begitu ia bangga karena di Johar Baru tauran bisa diredam.
“Caranya melakukan pendekatan kepada warga dan membentuk forum anti tauran Johar Baru. Saya berharap warga peduli untuk melakukan pencegahan guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan”, tuturnya.
Pendekatan secara persuasif yang dilakukannya merupakan inspirasi seorang ayah yang dititipkan kepada Napis.
”Saya selalu teringat pesan orangtua agar tidak jadi petani, tapi sekolah yang bener. Sehingga dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak”, kenangnya (Van)