SuaraJakarta.co, JAKARTA – Bambang Subroto, ia adalah Dewan Kota Perwakilan Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat periode tahun 2013 – 2018. Bambang begitu panggilan akrab pria kelahiran Wonogiri, 7 Agustus 1966.
Keahlian Bambang adalah penghibur di saat acara-acara pertemuan para pejabat. Dia bisa saja menjadi komentator dan MC (pembawa acara), yang membuat tertawa ngakak para tamu undangan.
Bambang dibesarkan dari keluarga sederhana. Ia tetap seorang Bambang yang periang. Kedua orang tuanya adalah petani asal Wonogiri Jawa Tengah.
Setelah lulus di SMA 2 Negeri, Wonogiri Jawa Tengah pada tahun 1985. Ia bekerja di bidang perfilman Gedung bioskop layar lebar Giri Cahaya Teater.
“Saya kerja jadi petugas penjadwalan penanyang film. Kerja di gedung bioskop hanya 1 tahun”, ucap suami Tri Wahyuni yang kini dikarunia 3 orang anak.
Untuk menggapai cita-cita menjadi dokter di bidang kesehatan, ia melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Surakarta jurusan Hyperkes (DIII) dan lulus pada tahun 1988.
Bambang hijrah ke Jakarta pada tahun 1991 menetap di Serdang, Kemayoran Jakarta Pusat.
“Saya merantau dari wonogiri Jawa Tengah ke Serdang, Kemayoran Jakarta Pusat”, kata Bambang yang mengaku memiliki 4 bersaudara diantaranya 1 PNS , 1 Dokter Swasta dan 2 lainnya swasta.
Singkat cerita Bambang menekuni keahliannya di bidang kesehatan diperusahaan farmasi diantaranya perusahaan Glaxo bidang farmasi hanya 3 tahun dan di perusahaan Kombifar masa kerja sampai 13 tahun, serta di perusahaan LDP Novartis sampai 8 tahun.
Meski sibuk bekerja ia menyempatkan diri untuk mengabdi di lingkungan menjadi ketua RT satu periode dari tahun 1997 sampai 2000.
Kemudian ditahun RW 2000 sampai 2009 menjabat ketua RW 04 hingga 3 periode dan aktif dikepengurusan lainnya seperti pernah menjadi ketua yayasan Masjid Al Hidayah dan ketua Mitra koramil Kemayoran.
Bambang memilih menjadi Dewan Kota, karena untuk bermasyarakat.
“Saya diusulkan menjadi Dekot, berkat dukungan para RT/RW dan LKM waktu itu, makanya saya lanjutkan. Tapi saya sempat menawarkan kepada senior-senior saya diwilayah Kemayoran. Namun tidik ada yang mau mencalonkan, malah mereka mendiring saya untuk maju yang akhirnya dengan dukungan yang kompak saya berhasil terpilih”, ungkap Bambang sambil tersenyum.
Menurutnya, karena jabatan merupakan amanah yang sangat strategis untuk dilakoni sebagai penghubung antara lembaga masyarakat dengan SKPD di tingkat kota Jakarta pusat untuk menyalurkan aspirasi masyarakat.
”Tugas Dekot itu ada tiga. Yang pertama Dekot adalah mitra Kerja Walikota Jakarta Pusat yang mendukung program kebijakannya. Kedua Dekot bertugas menyampaikan kebijakan program pemerintah melalui sosialisasi kepada masyarakat. Ketiga Dekot membantu untuk menyerap aspirasi dari bawah ke atas”, ujarnya.
“Intinya, saya terpilih menjadi Dekot adalah sebagai bentuk pengabdian di masyarakat seperti menjembatani dalam hal pembangunan antara lain pengaspalan jalan, normalisasi saluran air yang tahun ini 95 persen terserap”, jelas Bambang.
Upaya lain, Bambang juga telah menjembatani dan memfasillitasi bantuan yang diberikan dari Bazis tingkat Kota Jakpus Ke Masjid dan Mushola serta bantuan beasiswa bagi anak sekolah, kaum Dhuafa dan yatim piatu di wilayah Kemayoran.
“Kejujuran adalah modal utama seperti pepatah mengatakan,”Ojo Dumeh” adi gang, adi gong, adi guno. Artinya kalau jadi orang tidak boleh sombong dan congkak”, tutup pria yang hobby Entertaint. (Ivan)