Site icon SuaraJakarta.co

Headline Harian Nasional 17 Desember 2014

suara jakarta uang dolar asing
Ilustrasi. (Foto: IST)
Koran Sindo menampilkan wajah yang lain dari biasanya. Dengan judul “Wajah Indonesia 2015”, harian ini menuliskan pengantar tentang isi koran setebal 80 halaman ini. Berikut pengantarnya:
“2015 adalah tahun penuh tantangan sekaligus yang paling menentukan bagi bangsa Indonesia. Di tahun inilah ketahanan dan daya saing ekonomi nasional akan benar benar diuji. Ada peluang yang besar namun tidak sedikit ancaman yang menghadang terbentang di depan mata. Mampukah kita melewati tahun 2015 dengan senyum bahagia? Simak fakta-fakta dan analisa lengkap di Koran Sindo edisi spesial Outlook 2015”

“RI harus cermati faktor lain” demikian kompas menulis. Isu yang diangkat adalah terkait pelemahan rupiah hingga titik terburuk selama 15 tahun terakhir. Didukung oleh berita foto suasana di tempat penukaran mata uang. Selasa kemarin, rupiah menyentuh angka Rp 12.900 per dolarnya. Kompas mengutip enteri keuangan yang mengatakan pelemahan mata uang ini adalah fenomena global. Kompas membandingkan rupiah dengan Rubel (mata uang Rusia) yang juga terpuruk dalam. Anjloknya rubel juga dipengaruhi oleh anjloknya harga minyak dunia hinggal 55 dolar per barel. Turunnya rupiah juga mendorong turunya IHSG. Indonesia juga perlu mewaspadainya melemahnya mata uang mitra dagang utama. Wapres JK menilai rupiah masih lebih baik dari mata uang korsel, jepang, ataupun malaysia.

Beralih ke Rakyat Merdeka, harian ini memilih isu yang sama dengan kompas, namun dengan redaksi yang lebih “kontroversial”. RM menulis “Terus Anjlok, Rupiah Sentuh Angka Sial” sebagai judulnya. Judul itu sepertinya merupakan reaksi dari terus melemahnya rupiah hingga ke angka 13 ribu seperti yang dipatok oleh CommonwealthBank dan BII. Pengamat mengatakan ini tidak boleh diabaikan. Sudah lampu kuning. Menko Perekonomian Sofyan Djalil berdalih perekonomian Indonesia terus tumbuh. Wapres JK masih tenang dan mengatakan tidak semua masyarakat susah dengan pelemahan rupiah. BI sudah intervensi. Rupiah bertahan di angka 12.600. Untuk Foto, RM memilih foto kunjungan Presiden ke pelabuhan di Nunukan, Kaltara.

Senada dengan Kompas dan RM, Indopos juga menyoroti jatuhnya nilai tukar rupiah. Termasuk grafis besar di halama muka. Mengutip presiden sebagai judulnya “Presiden: Rupiah Lemah Tak Akan Lama”, Indopos menjadikan presiden sebagai narasumbernya. Pemicu pelemahan ini adalah kembalinya dolar secara besar besaran ke negaranya. Indopos juga menuliskan tentang rencana presiden dalam program peningkatan infrastruktur besar besaran dalam lima tahun ke depan. Selain presiden, Indopos juga mengutip dari wakil presiden terkait stabilisasi harga pangan seiring melemahnya nilai rupiah.

Republika menulis judul headline “Pemerintah Salahkan Asing” menyikapi isi melemahnya rupiah. Rencana Bank Central As menaikkan suku bunga dan keputusan Rusia mendongkrak suku bunga acuan yang menjadi kambing hitamnya. Penaikan suku bunga ini memancing investor untuk memindahkan protofolionya kesana. Pada foto berita, Republika memilih isu penyerbuan kelompok Taliban ke sekolah militer di Peshawar, Pakistan yang mengakibatkan 131 orang tewas

Terakhir dari Media Indonesia dengan judul headline “Masyarakat Jangan Panik” atas pelemahan rupiah. Harian ini menggambarkan usaha pemerintah dalam menahan jatuhnya nilai tukar rupiah dengan intervensi BI ke pasar. Pembelian surat berharga negara senilai 1,7 triliun oleh BI telah dilakukan untuk menahan gejolak rupiah tersebut. Harian ini juga mengutip presiden yang mengatakan pelemahan rupiah tidak akan lama, dan akan kembali stabil pada tahun baru. Wapres mendorong menambah ekspor dengan menjanjikan insentif. Harian ini memilih foto para muslimah yang sedang berdoa di dekar karangan bunga korban penyanderaan di Sydney.

Penulis: @moehiel

Exit mobile version