Site icon SuaraJakarta.co

Headline Harian Nasional 14 Januari 2015, KPK Menampar Muka Presiden?

Headline Harian Nasional 14 Januari 2015, KPK Menampar Muka Presiden

Headline Harian Nasional 14 Januari 2015, KPK Menampar Muka Presiden

Kayanya bakal seru headline hari ini mengingat apa yang sudah heboh sejak kemarin sore pasal status tersangka KPK. Mari kita buka satu persatu harian cetak nasional hari ini.

Kita mulai dengan Republika yang memilih judul “KPK Kandaskan Calon Kapolri”. KPK menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka tindak pidana korupsi. Budi diduga menerima gratifikasi saat menjabat sebagai Kabiro Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya Manusia periode 2003-2006 di Mabes Polri. KPK mengklaim telah melakukan penyidikan sejak Juli 2014. KPK juga sudah memberitahu presiden soal “catatan merah” Budi Gunawan saat seleksi calon menteri. Budi sendiri mengaku hartanya legal. Jokowi terkejut dengan berita ini dan kapolri siap untuk kooperatif menghadapi kasus yang melanda koleganya.

Selanjutnya ke Koran Sindo yang menuliskan proses pengumuman status tersangka pada Budi Gunawan oleh ketua KPK Abraham Samad. Samad mengungkapkan penyelidikan yang sudah cukup lama serta didapatkannya dua alat bukti yang cukup. Gelar perkara dilakukan KPK pada 12 Januari 2015 yang berbuntut keluarnya sprindik. KPK belum bertemu presiden terkait penetapan ini. Sementara itu presiden mengaku terkejut dan akan berbicara dengan komisi III, kompolnas dan wapres JK. Kapolri mengaku menghormati penyidikan atas Budi Gunawan. Kompolnas pun menyatakan keterkejutannya. Tedjo Edy Purdijatno, Ketua Kompolnas mempertanyakan mengapa tidak diumumkan dari kemarin kemarin. Judul berita ini ditulis “KPKTetapkan Calon Kapolri Tersangka”.

“DPR Ngotot Seleksi Budi Gunawan” judul headline di Indopos. Harian ini menuliskan tentang rencana DPR yang akan meneruskan proses Fit & Proper Test calon Kapolri. Seluruh fraksi setuju proses ini dilanjutkan, kecuali demokrat dan PPP yang melanjutkan dengan catatan. Indopos menuliskan tentang kunjungan komisi III ke kediaman Budi. Budi menganggap janggal penetapan status tersangka atas dirinya karena akan menghadapi seleksi calon Kapolri. Nasir Jamil dari PKS mengedepankan asas praduga tak bersalah dan mengatakan siap melanjutkan proses agenda fit & proper test. Politisi Gerindra Desmond J Mahesa mengatakan proses ini tidak bisa serta merta batal. Karena belum diketahui apakah ini murni kasus hukum ataukah politis. Patrice Rio Capella dari Nasdem juga mempertanyakan kenapa penetapan tidak dari jauh hari.

Media Indonesia menuliskan bahwa presiden menunggu proses Fit & Proper Test yang dilakukan DPR. Apakah disetujui atau tidaknya. Dengan judul headline “Jokowi Tunggu Uji Kelayakan Budi”, MI menuliskan tentang ketua komisi III Aziz Syamsudin yang mengatakan bahwa penetapan tersangka tidak serta merta menjadikan proses terhenti. Budi Gunawan sendiri siap melanjutkan. Pendapat lain dari Bambang Soesatyo yang mengatakan kalau KPK sudahmendapat bukti cukup. Senada dengan Aziz, Ibas pun menyayangkan penetapan tersebut dan mengatakan proses Fit & Proper Test tidak dapat dilanjutkan dan menunggu tanggapan presiden. Budi Gunawan pernai mendapatkan “catatan merah” dari KPK saat proses pencalonan menteri. Jokowi masih memiliki delapan nama selain Budi untuk dicalonkan sebagai kapolri.

Beralih ke Rakyat Merdeka yang setia dengan judul bombastisnya “Calon Kapolri Dijadikan Tersangka, KPK Menampar Muka Presiden?”. Kutipan itu diambil dari statemen Prof Muzakir yang mengatakan (penetapan tersangka) ini menampar wajah presiden, blunder dan merusak citra sendiri. Muzakir berharap Jokowi menarik pencalonan Budi. Abraham Samad sendiri mengaku proses penyelidikan sudah sejak Juni-Agustus 2010. KPK bahkan telah menyelidiki aliran uangnya.

“Presiden Pertimbangkan KPK” judul singkat headline berita hari ini dari harian Kompas. Andi Widjajanto, Sekretaris Kabinet yang mengatakan bahwa Jokowi akan mempertimbangkan kembali pencalonan Budi Gunawan. Budi Menyatakan diri tidak bersalah. KPK telah mengajukan cekal atas Budi ke Kementrian Hukum dan HAM. Kompas juga menulis tentang “catatan merah” Budi saat Jokowi mengajukan nama nama calon menteri. Komisi III datang ke rumah Budi Gunawan tanpa fraksi Demokrat yang menyatakan tidak setuju melanjutkan proses tes atas Budi. Rombongan berdiskusi dengan Budi, Istrinya dan anak sulungnya.

Demikian headline harian nasional hari ini. Hari ini untuk pertamakalinya pasca jatuhnya QZ8501, tidak ada satupun harian yang menuliskan tentang musibah tersebut. Tampaknya media dan perhatian publik telah berpaling. Semoga bermanfaat.

Penulis: Muhammad Hilal | @moehiel

Exit mobile version