Site icon SuaraJakarta.co

Seruan Kebangkitan Mahasiswa!

SuaraJakarta.co - Aksi Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM

Gabungan masa KAMMI dan HTI demo tuntut Jokowi mundur di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. (Foto: Fajrul Islam/SuaraJakarta)

suara-jakarta-mahasiswa-kammi-hmi-demo-tolak-kenaikan-bbmSATU bulan yang lalu tepatnya pada 20 Oktober 2014 rakyat Indonesia merayakan pelantikan Presiden baru yang akan memimpin 5 tahun kedepan, Euforia warga Indonesia ditumpahkan pada saat pesta rakyat yang diadakan Pemerintah. Dengan hadirnya Pemimpin baru artinya akan ada harapan-harapan baru untuk rakyat. Namun apa yang terjadi sekarang? Baru satu bulan Presiden kita memimpin ternyata sudah membuat suatu kebijakan yang sangat-sangat tidak pro rakyat. Ya, tentunya kita tahu semua bahwa kebijakan yang baru saja diberlakukan per 18 November 2014 yaitu menaikan harga BBM.

Pemerintah menaikan harga BBM sebesar Rp.2.000 dengan alasan untuk me-relokasi APBN yang tadinya untuk mensubsidi BBM di alihkan untuk anggaran program kartu sakti dan infrastruktur. Padahal kita tahu semua bahwa kartu –kartu sakti yang Pak Jokowi buat itu adalah program salinan dari Pemeritahan sebelumnya, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) sudah ada program BOS dan BSM, Kartu Indonesia Sehat (KIS) sudah ada program BPJS dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) sudah ada program BLT dan memang anggarannya sudah ada, selain itu kebijakan menaikan harga BBM juga tidak relevan karena Pak Jokowi menaikan harga BBM pada saat harga minyak sedang turun.

Kebijakan kenaikan BBM menuai penolakan dari berbagai elemen, karena berdampak pada semua sektor. Terjadinya inflasi, biaya transportasi meningkat, harga sembako meningkat, harga kebutuhan sandang pangan meningkat dan asing semakin diuntungkan. dengan melihat kondisi tersebut artinya kesejahteraan rakyat terancam.

Ditengah gejolaknya penolakan kenaikan BBM yang menyengsarakan rakyat, mahasiswa yang seharusnya berada pada garda paling depan untuk menolak kebijakan tersebut, tapi malah menutup telinga seolah tidak mendengar jeritan rakyat dan malah menutup mata seolah tidak melihat kesengsaraan rakyat.

Dimana engkau wahai kaum intelektual?
Dimana engkau wahai pejuang rakyat?

Seharusnya mahasiswa sebagai kaum intelektual tidak tinggal diam saat pemerintah mendzolimi rakyat, tidak tinggal diam saat kesejahteraan rakyat terancam. Seharusnya mahasiswa lebih cerdas memahami realita yang ada bahwa rakyat Indonesia menggantungkan harapannya kepada para mahasiswa, karena sejarah mencatat setiap pergerakan dan perubahan di Negeri ini tidak terlepas dari peran dan kontribusi mahasiswa didalamnya.

Hidup Mahasiswa Indonesia!

Salam,
Andri Nuari Riansyah
Presiden Mahasiswa BEM BSI

Exit mobile version