Restorasi Dunia Kampus

SuaraJakarta.co, DUNIA perkampusan dewasa ini telah menjadi wilayah yang hangat bahkan panas dari segi politis, sosial, maupun kebudayaan. Wilayah perkampusan bak miniatur kehidupan kita nantinya. Berbagai tipe orang hadir disana. Dari yang apatis sampai aktif,dari yang ekstrim kiri sam pai ekstrim kanan. Semua itu merupakan keberagaman yang dapat ditanggapi positif ataupun negative tergantung cara pandang kita di dalam dunia ini.

Jika menelisik lebih dalam, dunia perkampusan ini telah menjadi ajang pertarungan, dari ajang eksistensi akademis, prestis sampai keorganisasian. Semua ini dapat disambut baik karena ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang berada di lingkungan itu aktif dan dinamis, namun apabila didalamnya terdapat politik-politik hitam demi melancarkan niat untuk mendapatkan sesuatu, hal ini yang patut dikritisi.

Bagaimana mahasiswa memiliki idealisme jika dalam menegakkan idealisme saja sudah banyak hal-hal di nodai oleh hal-hal yang sifatnya duniawi seperti itu. Kita mengetahui bahwa mahasiswa merupakan salah satu harapan bangsa. Jika harapan bangsa sudah seperti itu, masihkah ada harapan bangsa ini kepada mereka yang digadang-gadang sebagai agent of change? Kita harus menekankan bahwa mahasiswa pada hakikatnya merupakan agent of change bukan agent of follower. Jika kita terus menyusupkan politik – politik seperti itu kedalaman dunia perkampusan seperti ini kita akan menjadi satu dari agent of follower yang mengikuti kebobrokan para moral dan kinerja pejabat-pejabat yang bobrok saat ini. Tentu kita tidak mengiginkan ini bukan?

BACA JUGA  Mengenal Si ‘Primadona’ Pasar di Kemayoran

Sebenarnya apa yang dimaksud politik-politik hitam yang tadi disinggung di dalam paragraf sebelumnya?. Politik hitam atau black politic merupakan suatu politik dimana seseorang atau oknum memakai suatu cara yang kotor dan tidak etis dalam mendapatkan sesuatu. Contoh saja dilingkungan kampus ketika dalam pemilihan ketua bem tingkat universitas atau fakultas.

Berdasarkan survey yang dilakukan komisi pemilihan umum ada yang melakukan black campaign seperti menjatuhkan nama lawan dengan menyebarkan isu yang tidak – tidak kepada public,menempelkan sticker atau media lain yang menjatuhkan lawan dan trik – trik lainnya.

Semua itu merupakan hal yang illegal di dalam pemilihan umum,ini baru saja tingkat fakultas atau universitas bagaimana nanti pasca kampus yang sekaliber tingkat nasional,apakah moral-moral mahasiswa seperti ini yang akan di bawa pada generasi selanjutnya?

BACA JUGA  Bang Ali dan Kepemimpinan yang Hilang

Hal-hal yang yang tersebut di atas merupakan hal – hal yang harus dihindari. Seharusnya kita malu akan hal ini. Pada tahun 1998 ketika mahasiswa menduduki kantor MPR dan DPR untuk menuntut Suharto diturunkan dari rezimnya, mahasiswa menjadi pundak atau sarana penyalur aspirasi banyak masyarakat di Indonesia, para mahasiswa berdemo dan menuntut hal yang sepatutnya diperjuangkan demi kepentingan rakyat dan bangsa. Semangat yang seperti itu,semangat beridealis, dan reformasi yang seharusnya ditumbuhkan bukan semangat hanya mengejar tahta dan jabatan saja apalagi dalam mengejar hal tersebut dengan cara – cara yang tidak halal dan illegal, sungguh memalukan. Mari tumbuhkan semangat idealis mahasiswa dengan tidak melakukan hal – hal negatif dan merusak, bangkitlah mahasiswa Indonesia!

*Era Perkasa Lanomi, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles