SuaraJakarta.co, BEBERAPA saat lalu kita telah belajar tentang bagaimana nabi ibrahim AS dalam hidupnya, saat ini pula, saudara kita seiman dan se islam telah menjalankan syari’at nabiyullah Ibrahim AS, haji di tanah suci makkah, tentu sudah seharusnya kita mengambil banyak pelajaran dalam kehidupan nabi ibrahim, dimana disana terdapat sebuah proses pendidikan karakter yang sangat luar bisa, terbukti dengan di akuinya syari’at-syari’at yang di ajarkan oleh Ibrahim masih di jalankan oleh ummat muslim di seluruh dunia sampai hari ini bahkan sampai akhir kelak.
Kehidupan nabi Ibrahim AS menjadi fenomenal di karenakan karakter mulia yang di ajarkan kepada istrinya Hajar dan anaknya Ismail. Sebuah tolok ukur keluarga yang di dambakan oleh ummat manusia di zaman sekrang ini, namun hampir semua masyarakat dunia, khususnya masyarakat indonesia lupa terhadap karakter apa yang harus di bangun, dari mana mulai di bangun dan kapan harus mulai di bangun?, alhasil pendidikan karakter hari ini di bangsa kita, layaknya riuh suara di telan malam yang tiada maknanya.
Mengkaji model pendidikan karakter zaman ibrahim menjadi sebuah keharusan bagi kita, karena kita para perindu karakter mulia, karena kita adalah pemangku kepentingan terhadap karakter (akhlaq) yang meyakini bahwa dengan karakter akan mampu melepaskan resah terhadap pergaulan bebas anak-anak kita, karakter mulia yang mampu memberikan jaminan ketenangan, kebahagiaan bagi kita semua baik dalam pergaulan sehari-hari dan dalammkehidupan anak-anak yang lebih manusiawi.
Dalam sejarah, Ibrahim AS mengajarkan karakter kesabaran yang tidak dapat di tandingi oleh manusia sejak Adam AS sampai Muhammad SAW, potret kehidupannya menggambarkan kepada kita bahwa ibrahim memiliki karakter Sabar yang sungguh mulia dan besar, terbukti dengan kesabarannya ia mampu melewati tantangan dan rintangan yang demikian beratnya.
Kesuksesan Ibrahim dalam Membangun keluarganya disebabkan oleh Karakter Sabar yang dimiliki oleh Ibrahim, sabar tersebut di pengaruhi oleh faktor kepercayaan, Percaya kepada Allah SWT atas semua perintahNya. bahwa setiap perintah Allah penuh dengan kebaikan terhadap dirinya dan ummat manusia.
Kesabaran ibrahim tergambar saat ia menanti buah hati dalam waktu cukup lama, dan di saat ia mendapatkan Ismail buah hati yang telah lama di nanti, Allah memerintahkan ibrahim untuk membawa istrinya Hajar di tengah padang pasir yang tandus, kemudian ibrahim meninggalkan Hajar dan ismail dengan bekal sekantong korma dan sekantong air.
Di saat itu jelas bagi kita semua, terdapat Quantum Karakter yang kita bisa petik, perhatikan karakter apa yang kita bisa ambil pada peristiwa tersebut?, di saat ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail, Hajar berkata, ‘wahai ibrahim, kenapa engkau meninggalkan kami ditempat yang sepi dan tandus ini? Ibrahim tak mampu menjawab ia terus berjalan membelakangi Hajar, sembari ibrahim meneteskan air matanya, lalu hajar bertanya lagi, Ibrahim kenapa engkau meninggalkan kami hanya dengan bekal kurma dan air yang sangat sedikit? Ibrahim pun, tak menatap ke hajar dan ibrahim, karena tak sunggup, air mata ibrahim terus terjatuh, lalu Hajar bertanya, wahai ibrahim, apakah ini atas perintah Tuhanmu dan Tuhanku? Lalu ia berbalik dan menganggukan kepala tanpa bersuara’, karena tak sanggup berkata-kata.
Perhatikan apa yang di sampaikan oleh Hajar, ‘wahai Ibrahim jika ini perintah Tuhanmu dan Tuhanku, maka pergilah, Allah tidak akan pernah menyia2kan hambanya yang Ta’at’ , subhanallah, sungguh luar biasa, Hajar menjadi contoh seorang istri yang memiliki karakter mulia, memiliki keyakinan yang benar terhadap tuhannya, yaitu berperasangka baik terhadap tuhannya, dan Hajar mencerminkan bagi kita adalah istri yang tangguh dan pemberani.
Tak kalah luar biasa, karakter yang dimiliki Ismail, ia adalah anak yang sayang dan ta’at kepada ayah dan ibunya, perhatikan apa yang terjadi saat ismail bertemu dengan Ibrahim ayahnya, Ismail langsung mendekap ayahnya, lalu ismail mengajak ibrahim ayahnya bermain-main, seolah-olah mereka tidak pernah berpisah, padahal ia telah berpisah sampai belasan tahun, ternyata Hajar ibundanya Ismail selalu menceritakan tentang kebaikan2 Ibrahim kepada ismail, sebuah proses pendidikan yang tidak pernah putus dilakukan oleh Hajar, walaupun hanya seorang diri.
Dari proses pendidikan yang dilakukan oleh Hajar, Ismail menunjukkan keta’atannya kepada orangtuanya, di saat Ibrahim mengabarkan bahwa Ismail akan disembelihnya, Ismail berkata ‘wahai ayah, jika itu atas perintah tuhanmu, maka lakukanlah, engkau akan mendapatkanku dari golongan orang yang sabar’, anak yang baru berjumpa dengan ayahnya, kemudian ia akan disembelih oleh ayahnya, Ismail ta’at dan yakin atas apa yang akan dilakukan ayahnya.
Hal tersebut menggambarkan kepada kita, bahwa ibrahim dengan karakter Sabar dan keyakinannya yang tinggi kepada Allah, Ia bisa mendidik Hajar istrinya menjadi istri yang tangguh dan pemberani, Ibrahim juga mampu mengajarkan karakter ta’at kepada anaknya ismail, sungguh Quantaum (lompatan) Karakter pada keluarga ibrahim, sangat kita dambakan saat ini, untuk membangun pribadi-pribadi penyabar, pemberani, tangguh, ta’at pada orangtua dan pada segala perintah Allah, karena karakter-karakter tersebut akan mampu menghadirkan kebahagiaan, ketenangan di dunia dan akhirat, seperti Ibrahim, Hajar dan Islamil.
Semoga kita sebagai seorang pemuda, ayah bisa belajar dari ibrahim dan bisa menjadi ibrahim masa kini, buat ibunda, calon ibu dan para muslimah, semoga bisa menjadi Siti Hajar yang tangguh dan pemberani serta menjadi guru dirumah, Buat saudaraku semoga bisa belajar dari Ismail, yang ta’at pada Allah, Rasulullah dan ta’at pada orang tua, serta semoga yang telah berhaji dan para jama’ah haji yang baru pulang, bisa membawa karakter-karakter ibrahim dan mampu meneladankan karakter-karakter ibrahim di rumah, ditempat kerja dan di masyarakatnya. [SJ]
Maukuf, S.Pd. M.Pd. | Penulis adalah Aktivis Pendidikan Indonesia