SuaraJakarta.co – JUMLAH pulau di Indonesia mencapai 17.504, lebih dari 10.000 diantaranya adalah pulau-pulau kecil. Untuk mendistribusikan listrik ke pulau-pulau kecil tidak mudah dan biayanya mahal. Oleh karena itu, selama ini pemenuhan energi listrik di pulau-pulau kecil biasanya menggunakan mesin diesel. Hal ini dirasa kurang efektif karena pendistribusian solar yang tidak merata dan harganya yang tidak mahal dan tidak stabil emngikuti harga pasar. Solusi dari permasalahan ini adalah mencari energi alternatif, salah satunya yaitu energi cahaya matahari.
Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI) mencapai 4,5 kWh/m2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%, sepuluh kali lipat dari potensi Jerman dan Eropa. Sementara itu untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m2/hari. Potensi ini memang lebih kecil bila dibandingkan dengan Australia tengah , Amerika tengah dan sebagian negara Eropa (lebih dari 6 kilo watt/m2) atau Arab Saudi, Mesir dan beberapa negara di Afrika (5.5 kilowatt/m2). Namun Indonesia menerima radiasi sepanjang tahun dengan waktu siang tahunan lebih panjang terhadap negara-negara sub tropis. Hal ini jelas bahwa bangsa ini dituntut untuk meningkatkan pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi terbarukan yang melimpah dan nir polutan.
Manufaktur panel sel surya membutuhkan material silikon yang terdapat pada pasir kuarsa. Indonesia memiliki potensi pasir kuarsa sampai 17 miliar ton. Berikut adalah beberapa persebaran potensi pasir kuarsa di beberapa wilayah di Indonesia :
wilayah | Potensi (ton) |
Asahan, (Sumatra Utara) | 225 ribu |
Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir (Riau) | 5,4 juta |
Tanah Datar , Sawahlunto, dan Solok | 780 ribu ton |
tereka | 1,3 juta ton |
Pulau Bangka dan Pulau Belitung | 59 juta |
Banten dan Sukabumi | 5,5 juta |
Rembang | 572 ribu |
Melihat besarnya potensi intensitas cahaya matahari dan jumlah pasir kuarsa di Indonesia,maka sangat mungkin Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri dalam memenuhi kebuthuhan energinya menggunakan sel surya buatan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan energi di pulau-pulau kecil. Tentu hal ini tidak serta merta dapat terjadi hanya dengan mengandalkan potensi SDA yang ada. Perlu dukungan pemerintah melalaui suntikan dana dan kebijakan yang mendukung.
Penulis: Wanda Yusuf Alvian, Mahasiswa S1 Teknik Material ITB