SuaraJakarta.co – Membaca Novel Tenggelamnya kapal Van der Wijk, pasti ingat dengan fenomenal pengarangnya. Ia lah ulama karismatik yang sarat akan ilmu agama dan sastra.
Buya Hamka sapaan ringan dari nama Haji Abdul Malik Karim Amrullah ini lahir di Maninjau, Tanjung Raya, Sumatera Barat. Tepat 17 Februari 1908 Hamka dilahirkan dan menghembuskan nafas terkahir di Jakarta, 24 Juli 1981.
Gelar Pahlawan Nasional diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2011, atas kiprahnya dalam mengembangkan Islam yang hingga saat ini karya-karyanya di gandrungi oleh umat Islam.
Menulusuri Teladan beliau, AYLI (Al Azhar Youth Leader Institute) organisasi pemuda di bawah Yayasan Pesantren Islam Al Azhar menginisiasi penamaan Imam Besar Masjid Agung Al Azhar tersebut pada Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Casablanca, Jakarta. Keberhasilan AYLI yang merupakan para pemuda memacu untuk menjadikannya sebagai Role Model.
“Sebagai pemuda, kita harus melanjutkan perjuangan Buya Hamka. Agar menjadi pemuda yang bermoral dan berilmu untuk kemajuan bangsa Indonesia” tukas Satrio sebagai Ketua AYLI.
Ditetapkan secara resmi di Masjid Agung Al Azhar, Jumat (22/05/2015). Djarot Saiful Hidayat selaku Wakil Gubernur Jakarta mengapresiasi AYLI dan YPI Al Azhar dalam pengabadian nama Prof. Dr. Hamka sebagai nama jalan. Pembangunannya yang monumental, pemerintah menginginkan penamaan jalan dengan Tokoh Nasional.
“Jadi Pemberian nama JL. Prof Dr. Hamka bukan hanya sekedar administrasi maupun penempelan nama saja, tapi lebih dari itu, dimaksudkan agar kita semua dapat menelusuri tauladan beliau yang sepanjang hidupnya didedikasikan untuk kemajuan umat islam.” tukas Djarot dalam sambutannya.
Selama mengembangkan Islam di Indonesia, Prof. Dr. Hamka pernah diangkat menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama tahun 1975 – 1981 dan aktif di Muhammadiyah hingga akhir hayatnya. Karya-karya islamnya sangat banyak terbit di Indonesia maupun negara tetangga serumpun, dengan salah satu karya terbaiknya yaitu Tafsir Qur’an Al Azhar, yang diselesaikannya saat dipenjara pada pemerintahan Soekarno (1964-1966). Selain itu, Hamka juga produktif menghasilkan karya-karya fiksi yang terkenal, diantaranya Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dan Di Bawah Lindungan Ka’bah.
Penulis: Alfian Mahardika, Al Azhar Youth Leader Institut Universitas Al Azhar Indonesia