Site icon SuaraJakarta.co

Nikmatnya Menulis

Ilustrasi. (Foto: IST)

Kenapa aku harus menulis? Pertanyaan itu seakan menyedotku kedalam pusaran waktu bertahun-tahun lalu, mengorek kembali masa dimana pertama kalinya aku mulai bergelut dengannya. Mengorek kembali alasanku menuai mimpi sederhana lewat menulis. Awalnya hanya karena aku senang membaca, sejak sd aku sudah mulai senang membaca, mulai buku-buku bergenre fiksi maupun nonfiksi, namun aku lebih suka buku fiksi seperti novel, Karena membaca novel seakan mengajakku berimajinansi dan melihat dunia baru. dengan membaca itu juga menambah wawasanku semakin luas.

Dan buku-buku yang kubaca mampu mempengaruhiku untuk juga ingin bisa menulis seperti mereka para penulis yang mampu mempengaruhi orang lain. Menyalurkan inspirasi dan motivasi pada banyak orang diluar sana. Bukan sekedar coretan, tapi satu suntikan dahsyat untuk berkelana bersamanya menebarkan inspirasi.

Bukan hanya itu, menulis mampu membuatku mengungkapkan resah gelisahku selama ini. Menyuarakan hati yang mungkin tak bisa kuungkapkan lewat lisan. Mengkespresikan rasa syukurku pada Allah atas segala karunia dan nikmat-Nya. Meski menulis bukan semudah yang kubayangkan. Namun dengan menulis aku bisa menyapa orang lain yang entah dimana. Berkelana mengelilingi dunia dengan imajinasi. Seperti perkataan mas Seno Gumira Ajidarma “Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatau cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah dimana.”

Banyak orang yang merasa kesulitan untuk menulis, tak tahu harus memulai tulisan dari mana, susah mendapatkan ide, bingung dan lain sebagainya, menurutku kendala-kendala itu bukan hambatan, karena setiap penulis pemula pasti akan merasakannya, termasuk aku. Aku sering sekali merasakannya bahkan sampai sekarang. Tapi sebenarnya menulis itu hal yang mudah jika kita menulis dengan hati. Ya, dengan hati. Seperti perkataan Mba Helvi Tiana Rosa “Menulislah dengan wawasan dan hati, agar bisa mencerdaskan dan sampai ke hati-hati yang lainnya”.
Rasakan dan nikmati menulis dengan hatimu. Kini yang mulai aku terapkan dari diriku sendiri. dan jangan lupa untuk membaca.

Kenapa aku harus menulis? Banyak hal yang membuatku harus menulis, ya meski tulisan-tulisannku belum sebagus bang tere liye, mba Asma Nadia, Kang Abik dll, namun aku ingin menjadi salah satu pemahat sejarah lewat ukiran penaku. Membuat sejarah baru untuk bangsaku. Sejarah yang ketika aku sudah tidak ada di dunia ini lagi aku masih bisa mengisnpirasi orang lain. Memberikan pengaruh bagi orang lain. Bukan sekedar menulis untuk diriku tapi untukmu. Maka aku terus belajar menulis.

Walau saat ini, aku sudah banyak mengirim tulisan ke berbagai kompetisi menulis cerpen, essay maupun novel banyak yang belum lolos, aku tetap ingin menulis. Kegagalan itu adalah kesuksesan yang tertunda kan? Para penulis terkenal juga pasti pernah merasakan yang namanya kegagalan itu, maka aku belajar darinya, belajar dari kegagalan itu, belajar untuk bangkit dan kembali menorehkan tinta kedalam tulisan. Karena aku tak akan kenal yang namanya sukses jika aku tak pernah gagal. Apalagi ada beberapa cerpenku yang lolos. Itu artinya Allah membukakan pintu gerbang untukku menjadi penulis. Karena jika aku menyerah itu artinya aku siap menyesal nantinya.

Kenapa aku harus menulis? Imajinasiku mengembara tentang keseruan dan keasyikan menulis, dengan menulis aku bisa membuat dunia baru dalam hidupku. Menuangkan imajinasi yang bertebaran dilangit-langit pikiranku kedalam tulisan yang bisa kubagi dengan orang lain. Dari situ aku seakan mampu menjelejahi dunia. Meski aku mungkin belum pernah menjejakinya. Menjejaki daerah-daerah itu, tempat-tempat itu, Negara-negara itu. Semoga kelak benar-benar bisa menjejakinya, hehehe. Dengan menulis aku juga mampu mengenal berbagai karakter orang, mengenal budaya baru, mendapat tantangan baru, pengalaman baru dan sebagainya, karena aku suka dengan hal-hal baru. Dan menulis sudah mewarnai hidupku. Karena setiap pengalaman hidup kita bisa kita jadikan tulisan dan kita bagi kepada orang lain agar tulisan kita itu bermanfaat. Karena tulisan itu seperti air yang mengalir. Ketika mengaliri tulisan kita, tulisan itu akan sampai pada orang lain yang entah dimana, yang in sya Allah bermanfaat… seperti halnya air yang mengalir.

Aku menulis bukan sekedar ingin menjadi kaya atau terkenal, itu nomor yang kesekian ratus. Aku menulis untuk bersyukur, aku menulis untuk memaknai hidup, aku menulis untuk mengenal dunia, aku menulis untuk mengisnpirasi, aku menulis untuk merapikan kenangan dan aku menulis untuk suatu perubahan. Karena menulis itu gratis, Maka menulislah kawaann!

Kenapa aku harus menulis? Sebagaimana dikatakan mas Tendi “kenapa kamu harus menulis? karena kita punya tanggung jawab untuk memperbaiki keadaan”. Dan aku ingin menjadi salah satu orang yang bertanggung jawab memperbaiki keadaan itu. Bukan sekedar duduk tenang melihat dunia hanya dari balik jendela kamar, kantor atau apalah.

Dan sekali lagi, Kenapa aku harus menulis? Karena aku ingin menjadi salah satu pemahat sejarah, pengukir kenangan, penebar inspirasi, penjelajah dunia, peretas karya dan orang yang mampu memperbaiki keadaan.

Idza shodaqol azmu wadoha sabilu, jika ada kemauan pasti ada jalan. Maka teruslah menulis, teruslah berkarya tanpa batas.

Penulis: Huliyyatul Ashfiya, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Exit mobile version