Ada kecenderungan menarik dalam pilkada dki belakangan ini, dan kemungkinan akan berlanjut, yakni fenomena migrasi preferensi terhadap kandidat secara besar2an. Migrasi ini tidak bisa diremehkan begitu saja oleh para timses masing2 kandidat. Karena akan mempengaruhi peta persaingan yang paling menentukan.
Migrasi besar2an ini adalah perpindahan pendukung ahok ke kandidat lain. Kemana? Menurut saya, pendukung ahok kebanyakan pindah ke anies. Kenapa anies, dan bukan agus? Karena mereka adalah golongan pemilih cerdas, yang selama ini condong ke ahok karena termakan opini kali bersih, ahok anti korupsi, penanganan banjir lumayan, pasukan oranye dimana2, dll. Mereka itu pemilih cerdas dan rasional. Kelompok kelas menengah atau orang kaya baru. Dengan perkembangan kasus ahok yang menjadi tersangka yang berpotensi mengganggu stabilitas, perkiraanku mereka akan pindah mendukung anies, dan bukan agus.
Kenapa? Pertimbangan rasionalnya, karena anies jauh lebih berpengalaman dibanding agus. Rekam jejak dan kontribusi membangun bangsa, integritas, dll jauh dibandingkan agus. Kalo agus, kebanyakan orang masih sangsi dengan kasus2 jaman kejayaan demokrat dulu: markup mega project e-ktp 6 triliun, mangkraknya project2 pln puluhan triliun, mangkraknya hambalang, korupsi ini itu yang melibatkan orang2 di sekitar istana, dll. Banyak kalo mau disebut. Pertimbangan rasional lain, anies ini lebih pluralis dibandingin agus. Anies lebih humanis dan menghargai minoritas maupun perbedaan pendapat. Anies lebih punya platform dan visi misi yang mengandalkan kapabilitas individu, dibandingkan agus yang lebih mengandalkan bapaknya.
Pertimbangan emosionalnya, anies ini lebih clear dalam soal kasus almaidahnya ahok. Dia gak ikut2an memprovokasi massa sebagaimana yang dilakukan teamnya agus, seperti sinyalemen banyak orang. Bahkan banyak yang menduga, cikeas berkepentingan menggandakan demo 411 kemaren aga lebih dahsyat, dengan mengongkosi sebagian pendemo. Entahlah, ini musti dibuktikan. Tapi setidaknya banyak yang menduga emang iya.
Penulis: Avicenna sulaeman, Warga Jakarta