Site icon SuaraJakarta.co

Kewirausahaan sebagai Solusi

penjual makanan, wirausaha, bisnis, pengusaha

Ilustrasi. (Foto: Fajrul Islam/SuaraJakarta)

SuaraJakarta.co – Mendidik adalah tugas setiap orang terdidik. Kalimat tersebut adalah kalimat yang selalu disampaikan Anies Baswedan dalam setiap kesempatannya menerangkan betapa bertanggungjawabnya setiap insan terdidik terhadap pendidikan sesama warga negaranya. Sebenarnya, untuk apa pendidikan itu hingga semua orang diharapkan bisa menjalani prosesnya hingga pada tahap tertinggi? Sederhananya, menurut beberapa orang, pendidikan merupakan jalan agar kehidupan kita bisa lebih baik, terutamanya dari segi ekonomi. Karena dari pendidikan itu kita bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal itu berarti pendidikan menjadi salah satu proses untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik. Tetapi kondisi yang terjadi di negeri ini adalah tidak semua orang bisa merasakan pendidikan yang layak dan cukup. Pantas jika kemudian pendidikan bukan hanya lagi menjadi tanggungjawab pemerintah, melainkan juga setiap dari kita yang berkesempatan merasakan proses pendidikan tersebut.

Lebih jauh merefleksikan kalimat tersebut, seorang terdidik yang berkesempatan merasakan proses pendidikan hingga jenjang yang tinggi seharusnya mampu mengangkat derajat kesejahteraan sebagian saudara sebangsanya melalui penciptaan lapangan kerja bagi mereka. Karena bagi mereka yang tidak berkesempatan untuk merasakan proses pendidikan, bergantung pada lapangan-lapangan kerja yang dibentuk oleh orang-orang terdidik adalah salahsatu cara mendapatkan kesejahteraan hidup tersebut. Tetapi lagi-lagi, apakah kondisi ideal yang diharapkan tersebut tercapai di negeri ini?

Ironisnya adalah sebagian besar insan terdidik di negeri ini mengabaikan hal itu. mengabaikan tanggungjawabnya untuk membantu saudara sebangsanya agar hidup sejahtera seperti dirinya. Kebanyakan dari insan terdidik ini sibuk memikirkan urusannya sendiri. Mementingkan kesejahteraannya sendiri. Terbukti dari sekian ratus ribu sarjana di negeri ini, hanya berapa persen yang kemudian mau merintis pembangunan lapangan pekerjaan bagi sesama warga negaranya? Tidak banyak! Sebagian besar dari insan terdidik ini memilih untuk menjadi pegawai kantoran, yang mungkin tidak akan berdampak banyak bagi sekitarnya. Hanya sedikit diantara mereka yang mau bersusah payah untuk berdiri sendiri agar nantinya mampu memberi manfaat yang lebih luas kepada lingkungan sekitarnya.

Perekonomian begerak tidak hanya dari pajak yang masuk dari setiap kantong pegawai-pegawai kantoran, teman. Perekonomian akan lebih berkembang melalui aktivitas-aktivitas kewirausahaan. Karena di dalamnya terlibat banyak orang dan investasi yang tentunya akan memberikan suntikan pada pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan berdampak juga pada naiknya kesejahteraan warga negara. Oleh karena itu, perlu ada banyak gerakan yang mempengaruhi pola pikir insan terdidik untuk setidaknya juga berpikir tentang nasib sesamanya.

Gerakan-gerakan kewirausahaan adalah salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mempengaruhi pola pikir insan terdidik yang selama ini hanya berpikir untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus nantinya. Langkah-langkah untuk melakukan perubahan orientasi ini tidak bisa dilakukan satu atau dua kali, melainkan harus secara kontinyu. Juga tidak bisa dilakukan hanya oleh satu atau dua orang, melainkan harus dilakukan secara masif.

Langkah-langkah tersebut bisa dimulai ketika masih berstatus mahasiswa. Dengan membentuk komunitas-komunitas wirausaha dan mulai merintis usaha yang akan ditekuni nantinya. Melalui komunitas-komunitas inilah diharapkan bisa menyuarakan dengan lebih keras lagi terkait pentingnya menjadi seorang wirausaha. Dan juga diharapkan mampu menarik banyak perhatian dari insan-insan terdidik lainnya. Karena yang terpenting untuk saat ini adalah menyadarkan sebanyak-banyaknya orang untuk mau bergerak bersama memajukan dunia kewirausahaa.

Penulis: Akhmad Saifuddin, Mahasiswa Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung

Exit mobile version