Ketika BBM Menjadi Raja, Adakah Alternatif?

BBM merupakan sebuah alat penentu kehidupan bagi masyarakat di saat semua energi alternatif belum bisa menjadi sebuah penopang bagi kerberjalanan kehidupan pada saat ini. Saat ini kita mengetahui bahwa BBM merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Namun pada kenyataannya, kemajuan teknologi yang sangat pesat menyebabkan konsumsi BBM justru meningkat tanpa disertai energi alternatif terbaharui. Wajar bila harga BBM saat ini sangat melambung tinggi. Sementara cadangan minyak dunia yang terus berkurang.

Bercermin dari perkataan seorang pakar Ekonomi Politik yang sangat terkenal pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, Thomas Robert Malthus, mengungkapkan perbandingan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan sumber daya. Menurutnya pertumbuhan penduduk akan lebih besar dibanding dengan pertumbuhan sumber daya yang ada. Dalam hal ini energi, hasilnya semua orang berebut membutuhkan BBM yang terbatas untuk keberlangsungan hidupnya. Namun tanpa disadari energi yang kita butuhkan itu akan habis dengan sendirinya jika kita tidak pernah memikirkan bagaimana solusi yang akan di pakai untuk menghadapi hal tersebut. Maka dari itu, betapa pentingnya sebuah alternatif yang bisa menggantikan energi yang kita butuhkan khususnya BBM.

BACA JUGA  Pemuda Bukan Sekadar Agent of Change tapi Director of Change

Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Indonesia hanya memiliki cadangan minyak sekitar 3,692 miliar barel yang diperkirakan akan habis dalam waktu 10-12 tahun lagi. Sementara konsumsi minyak Indonesia diperkirakan pada tahun 2022 akan mencapai 8,3 juta barel per hari. Artinya, cadangan minyak yang kita miliki pada saat ini tidak akan mencukupi semua kebutuhan konsumsi Indonesia dalam jangka waktu yang lama. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk segera menemukan energi pengganti minyak bumi.

Ada beberapa jenis bahan bakar alternatif yang sebenarnya bisa kita kembangkan, namun sayangnya banyak orang yang tidak menyadari bahwa banyak potensi-potensi tersebut tidak diketahui, misalnya gas alam dan hidrogen. Gas alam merupakan bahan bakar yang bersih dan juga tersedia dalam jumlah yang besar, gas alam dikenal memiliki emisi buang lebih rendah dibanding bensin atau solar sehingga lebih ramah lingkungan. Begitupun dengan hidrogen yang sumber terbesarnya adalah air, ketika teknologi untuk mensintesis hidrogen dari air telah ekonomis, maka hidrogen berpotensi besar menjadi arus utama bahan bakar di masa depan.

BACA JUGA  Reklamasi dan Masa Depan Jakarta

Untuk menciptakan dan mengembangkan energi yang baru tentunya tidak boleh hanya sebatas wacana. Tentunya harus ada beberapa langkah konkret yang harus dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh kita sebagai pelaku konsumen energi tersebut. Langkah pemerintah yang bisa dilakukan diantaranya adalah harus menggalakkan program-program pengembangan teknologi yang berhubungan dengan pengelolaan gas alam. Kedua, pemerintah bisa menambahkan program studi yang terkait dengan pengembangan gas alam khususnya di setiap perguruan tinggi. Ketiga, pemerintah harus membuat aturan-aturan yang membatasi penggunaan BBM.

Langkah-langkah dalam pengembangan energi baru tidak semata-mata hanya dilakukan oleh pemerintah saja, kita sebagai warga negara perlu mendukung program tersebut. Langkah yang bisa kita lakukan misalnya memulai pola hidup hemat energi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara ketika hendak bepergian, gunakanlah bahan energi dalam hal ini BBM dengan sehemat mungkin. Kemudian pakailah fasilitas umum yang telah disediakan oleh pemerintah guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar. Sehingga dapat meminimalisir kerugian atas dampak langkanya BBM ini.

Penulis: Aang Sanjaya, Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles