Site icon SuaraJakarta.co

Ayo, Lihat Sisi Positif Indonesia!

Salah seorang anggota komunitas sepeda ontel mengenakan pita merah putih pada peringatan Hari Pahlawan di Makan Pahlawan, Tangerang Selatan. (Foto: Fajrul Islam/SuaraJakarta)

SuaraJakarta.co – Berbicara kemerdekaan, banyak orang pasti selalu terbayang akan “apa yang telah diraih oleh Indonesia selama 70 tahun ini?”, “bisa majukah Indonesia?”, dan banyak lagi hal-hal lain lagi yang semakin memojokkan Indonesia. Seperti yang kita lihat sekarang, banyak judul berita di televisi yang seolah membuat para penontonnya semakin memandang negatif Indonesia.

Jika kita memandang kembali perjuangan para pejuang bangsa yang merebut kemerdekaan, melihat betapa inginnya mereka memerdekakan bangsanya, betapa inginnya mereka melihat bangsa ini berdiri tanpa diusik oleh bangsa lain, merelakan nyawa mereka hilang demi kehormatan bangsa ini, demi berdiri tegaknya bangsa ini. Sekarang, kita memang sudah merdeka, bebas dari penindasan, benar-benar sudah bebas. Tetapi sikap rakyat Indonesia yang lebih bangga terhadap bangsa lain, mencintai produk-produk luar negeri, bahkan tidak perduli dengan sucinya bendera merah putih kita, seolah memancing penjajah-penjajah yang kejam itu untuk kembali menguras harta kita. Dari sekolah dasar kita diajarkan untuk menghormati sang saka merah putih, berhenti dan memberi hormat ketika melihat penaikan bendera merah putih, atau memasang bendera merah putih di halaman rumah ketika hari-hari nasional, sepertinya hal-hal tersebut sudah tak diindahkan lagi.

Sebenarnya apa yang membuat sebagian rakyat melupakan sejarah? Apa yang membuat hilangnya kepercayaan mereka terhadap bangsanya sendiri? Sebenarnya, tanyakan hal ini pada diri kita sendiri. Kita selalu memandang sisi negatif. Memandang sisi negatif bukan berarti bangsa ini tak punya kelebihan. Banyak, bahkan sangat banyak sisi positif yang dapat kita banggakan dari bangsa ini. Taukah, tanpa banyak orang sadari bahwa sumber daya manusia di Indonesia lebih genius di antara bangsa lain. Tidak percaya? Silahkan lihat prestasi anak bangsa ini. Sayangnya, karna terlalu memuja bangsa lain, anak bangsa yang kemampuannya sangat luar biasa di anak tirikan, mirisnya banyak perusahaan atau instansi yang membutuhkan tenaga kerja lebih memilih tenaga kerja luar negeri yang dianggap “lebih profesional”. Ingat, hanya dianggap profesional. Padahal kemampuan mereka kurang lebih bahkan mungkin anak Indonesia lebih profesional. Ada lagi yang dapat kita banggakan dari bangsa ini. Indonesia mempunyai badan pertahanan yang tangguh, yang paling kuat di dunia. Siapa mereka? Ya, KOPASUS. Dan, apalagi? Ya, pariwisata yang paling indah tersebar di kepulauan-kepulauan yang ada di Indonesia. Masalah tidak dirawatnya tempat pariwisata itu, nah itu tanggung jawab kita, kita yang harus menjaganya. Toh juga untuk pendapatan daerah kita, bukan?

Ketika melihat bangsa ini porak-poranda karna masalah banjir, kemiskinan, korupsi, tindakan kriminal, dan lainnya, cobalah bertanya pada diri sendiri. Untuk banjir, selalu menyalahkan pemerintah. Tapi, ingatkah kita ketika tentang kewajiban kita menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan? Terlihat sangat sepele, tapi ingat satu hal bahwa semakin dianggap sepele suatu hal, maka semakin sering kita melakukannya. Dan taukah, hal yang sangat sering kita lakukan itu berdampak besar? Bisa diambil kesimpulan bahwa hal sepele bisa jadi akan membawa bencana. korupsi, tindakan kriminal lainnya? Jangan sekali-sekali salahkan negeri ini! Karena hal itu salah pribadi-pribadi yang malas, yang tidak bertanggung jawab. Kasihan negeri ini, selalu menjadi pelampiasan kekecewaan sebagian orang.

Ingatlah, ketika banyak orang disana yang memojokkan negaranya sendiri, maka mereka tidak mensyukuri karunia Nya. Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepada kita, tetapi tanyakan apa yang telah kita berikan kepada negara ini (ngutip kaliman bijak). Dibulan ini, kita akan memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 70 tahun. Ya, sudah 70 tahun kita merdeka. Mengingat kata “merdeka”, merdeka bukan berarti dapat membeli apapun, merdeka (bebas) secara finansial berarti dapat memberi ketika ada yang membutuhkan. Ayo, lihatlah sisi positif bangsa ini. Lihat begitu banyak yang dapat kita banggakan. Keramahannnya, kecerdasannya, keindahannya, kekayaannya, semuanya harus kita syukuri. Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Penulis: Alfi Syahrina, Mahasiswa Poltekkes Pontianak

Exit mobile version