Konflik Palestina Israel : Politik dan Agama atau dikotomi?

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Konflik palestina Israel sudah kita ketahui sejak lama,konflik ini berlangsung sejak tahun 1948 sampai sekarang ini. adanya deklarasi balfour  pada tanggal 2 November 1917 merupakan awal dari adanya Negara kaum yahudi. Inggris mencanangkan yang dipandang pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan ”tanah air” bagi kaum Yahudi di Palestina.

Menanggapi permasalahan agama, Yang perlu diketahui saat ini bahwa di Palestina 50% penduduknya beragama Yahudi dan sisanya beragama Kristen dan Muslim yang berada di daerah Tepi Barat dan Yerusalem, hal ini disampaikan oleh Duta besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi ketika ditemui dalam seminar memperingati Hari Internasional Solidaritas untuk Palestina yang berlangsung di Auditorium Yustinus Universitas Atmadjaya, Jakarta Rabu (30/11/2011).Banyak orang yang mengira bahwa palestina identik dengan muslim padahal kenyataannya tidak . Banyak orang yang berteriak Allahuakbar tapi tidak ada realisasi untuk membantunya. Persoalan yang sering terjadi sekarang ini apakah konflik agama? Dikatakan iya karena stigma masyarakat bahwa palestina vs Israel yaitu muslim melawan yahudi. Dikatakan tidak karena fakta yang ada mengatakan bahkan pelstina pun 50% penduduknya beragama yahudi. Permasalahan agama ini juga ditambah dengan adanya Kedudukan kota Jerusalem dengan mesjid Alaqsanya sebagai tempat ibadah dan bersejarah bagi kedua bangsa yang secara umum berbeda agama tersebut. Otomatis semakin membuat masalah 2 negara yang berbeda pandangan ini menjadi lebih panas.

BACA JUGA  Jakarta, antar Kemajuan dan Mimpi Buruk Indonesia

Permasalahan politik yang ada saat ini sangat memanas sekali. Seperti yang kita ketahui saat ini bahwa amerika sangat berpihak kepada Israel. Bukti bahwa keberpihakan Israel saat ini yaitu PBB dengan resolusinya untuk mengatasi masalah Israel dan palestina kerap di tolak atau dimentahkan oleh amerika dengan veto nya terlebih lagi suara dari Negara timur tengah atau arab tidak terdengar yang katanya dianggap saudara dari palestina. Amerika bersikap seperti ini karena adanya kepentingan poltik yang sangat kental dengan kaum yahudi. Sebagian besar juga pimpinan dan pemilik-pemilik perusahaan besar yang ada di amerika dimiliki oleh kaum yahudi sehingga tidak dipungkiri bahwa amerika akan membela mati-matian benar atau salah Israel.

BACA JUGA  Menyaksikan Indonesia Hancur secara Perlahan dengan Kebijakan Pekan Kondom Nasional

Dari 2 permasalah yang dipaparkan tadi apakah yang kental didalamnya? Apakah politik dan agama atau dikotomi antar keduanya?. Jika yang diambil hanya permasalahan politiknya saja kita tidak bisa memungkiri adanya permasalah agama yang dipaparkan tadi begitu pula sebaliknya dengan konflik agama. Jika diambil konflik politik dan agama saja berarti alangkah generalisnya kita sebab kita menangkap itu semua dengan perspektif yang umum karena sesungguhnya masalah ini bisa dikatakan masalah yang cukup spesifik.

Terlepas dari masalah ini merupakan masalah politik dan agama atau dikotomi antar keduanya. Itu semua berawal dan berakar dari pendapat kita masing-masing. Semuanya bisa berpendapat tinggal sekarang bagaimana kita menyikapi permasalah palestina dan Israel ini sesuai dengan kemampuan dan kapabilitas kita masing-masing. Semoga Allah membuka pintu terang kemenangan dan kedamaian bagi saudara-saudara kita disana,amin.

Penulis: Era Perkasa Lanomi, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles