Gratis Transportasi umum jika memiliki Kartu Siswa Atau Mahasiswa

Oleh: Jaharuddin (Dosen FEB UMJ)

Ahad pagi ini mengantar istri ke pengajian di salah satu kawasan padat penduduk di Salemba tengah Jakarta Pusat.

Saya bawa kendaraan, seperti biasa numpang parkir di tanah kosong yang biasanya dijadikan area parkir bersama penduduk yg mempunyai kendaraan roda empat.

Pemilik kendaraan menyewa bulanan tempat parkir di tanah kosong ini. Avanza, Mobilio, Rush, Civic, Inova, Freed, Jazz, Livina dan lain sebagainya menghuni area parkir ini.

Dan area parkir sejenis banyak di Jakarta. Berarti pemilik kendaraan roda empat ini tidak mempunyai garasi mobil dirumah, atau bisa jadi tidak ada akses jalan mobil ke rumahnya.

Budaya terus berubah memiliki kendaraan seolah-olah menjadi primer di Jakarta. saya pernah survei kecil di kelas dan menemukan fakta satu rumah minimal mempunyai satu motor, bahkan ada yg memiliki 3-4 motor disesuaikan dengan jumlah keluarga, plus kendaraan roda empat, walaupun harus nitip Parkirannya.

Punya kendaraan roda empat tapi rumah masih mengontrak dikawasan padat, atau punya kendaraan tapi rumah diluar kota, nge kost dikawasan padat dekat beraktivitas, termasuk kerja di Jakarta tapi istri dan anak-anak di Jawa adalah gambaran umum kaum urban Jakarta, yang berjuang berat untuk bertahan hidup. Penuh kompetisi dan lingkungan yg semakin tidak kondusif.

BACA JUGA  SAATNYA ME"RAKYAT"KAN ASEAN

Dulu rumah adalah kebutuhan nomor satu baru kendaraan, bisa jadi sekarang kendaraan lebih utama dari rumah, apalagi ditunjang transportasi umum yg belum mumpuni, dampaknya pertumbuhan pendapatan keluarga kejar kejaran dengan konsumsi, yang semakin kabur batasan primer, sekunder dan tersier. Semakin membaik ekonomi suatu keluarga, maka konsumsi terus meningkat termasuk keinginan beli kendaraan yang juga berimplikasi macet. sampai kapan?

Kebijakan transportasi Jakarta hendaknya juga mempertimbangkan pergeseran budaya ini. Perbaiki transportasi umum layaknya negara maju, atur dengan ketat kepemilikan kendaraan, perbanyak transportasi yg memudahkan anak sekolah dan mahasiswa melakukan aktivitas, jadikan kartu siswa dan kartu mahasiswa sebagai kartu gratis transportasi umum di Jabodetabek.

Sehingga budaya mengunakan transportasi umum dimulai sejak usia dini, aman dan mereka tidak was was terlambat, saat yg sama membuat mereka bangga menjadi siswa/mahasiswa karena berbagai fasilitas umum yg mereka dapatkan.

BACA JUGA  [Opini] Anies Perpanjang PSBB 28 Hari, Ini Kesalahan Fatal!

Jakarta terus melakukan perbaikan transportasi umum, KRL, Busway, MRT terus digulirkan, sudah terasa nyata transportasi umum yang tidak terstandar mulai menghilang.

Ini kesempatan emas bagi Jakarta untuk mengelola transportasi lebih baik, dimulai dengan para siswa dan mahasiswa gratis jika menunjukkan kartu siswa atau kartu mahasiswa naik transjakarta.

Jika Jakarta memulai semoga selanjutnya diikuti oleh pemda lain, sehingga penggunaan kendaraan pribadi mulai bisa dikurangi, kita kembalikan kendaraan roda empat adalah kebutuhan tersier, dengan demikian macet semakin terurai.

Lebih keren lagi jika dikombinasi edukasi berjalan kaki, jalan kaki banyak plusnya, perbaiki fasilitas pejalan kaki, sehingga suatu hari orang kota tidak enggan berjalan kaki, bahkan bangga jalan kaki.

Oktober ada pimpinan baru di Jakarta, semoga ide kecil seperti ini bisa ditimbang menjadi bagian aksi nyata pimpinan yang baru.

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles