Proyek Ambisius 5 Moda Transportasi di Jakarta Berpotensi Crowd di 2018

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) meminta pemerintah pusat, dan juga khususnya, Pemerintah Provinsi DKI, untuk mengkaji ulang pembangunan lima transportasi massal sekaligus dengan berpusat di Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Hal itu sebagaimana disampaikan Ketua DTKJ Ellen, saat menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, pada Kamis (10/9). Menurut Ellen, 5 transportasi massal tersebut adalah Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT),commuter line, Bus Transjakarta, dan kereta bandara. 

Menanggapi hal tersebut Djarot mengakui akan ada penumpukan volume 25 ribu penumpang yang memadati (crowding) Dukuh Atas pada jam-jam sibuk, baik yang transit berpindah ke modal lain atau bekerja di sekitar Dukuh Atas. Bahkan, pembangunan kelima moda transportasi tersebut diyakini Djarot akan berdampak pada kemacetan kronis yang tidak terhindarkan.  

“Bisa dibayangkan nanti di Dukuh Atas akan menjadi tujuan 25.000 orang. Mereka secar bersamaan datang (ke Dukuh Atas, Red) dan punya tujuan masing-masing. Ada yang mau naik busway, MRT, LRT, commuter line Transjakarta, kereta bandara, maka harus dikaji betul. Termasuk juga jalur-jalurnya,” ujar Djarot saat ditemui wartawan di Balai Kota DKI, Kamis (10/9). 

BACA JUGA  Proyek LRT Jakarta Ikut Kena Moratorium, Anies: Saya Akan Telpon Pak Menteri PUPR

Djarot menilai perlu kiranya melakukan pengkajian ulang pembangunan transportasi massal agar tidak fokus di satu titik, yaitu dialihkan ke Manggarai. 

Djarot menilai salah satu persoalan utama ini adalah karena masing-masing moda tersebut memiliki desain sendiri dan belum terkoordinir dengan baik.

“Mumpung masih persiapan untuk pembangunan infrastrukturnya dan mumpung belum jadi. Kalau kau MRT, mereka punya desain sendiri kan, stasiun mana saja desainnya seperti apa. LRT juga mungkin punya desain juga,” ujar politikus PDIP itu.

Sebagaimana diketahui, Proyek MRT Jakarta Koridor Selatan-Utara terbagi dalam dua fase. Fase pertama, menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI yang pembangunannya sudah mendekati 30%. Kemudia fase kedua yang menghubungkan Bundaran HI dengan Kampung Badan. Fase pertama ini ditargetkan akan dirampungkan pada 2018.

Target LRT 2018

Senada dengan MRT, target pembangunan Light Rapid Train harus diselesaikan di tahun 2018. Hal itu sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi yang diteken Presiden Jokowi pada 2 September 2015.

BACA JUGA  Sempat Dimoratorium, Dirut LRT: Izin Kelanjutkan Proyek Sudah Diberikan

“Perpres hanya mencantumkan pembangunan proyek LRT selesai 2018. Itu saja,” ujar Direktur Utama PT Adhi Karya Kiswodarman sebagaimana dikutip dari laman Kompas.com, Sabtu (12/9/2015).

Moda transportasi yang menelan anggaran hingga 23 triliun tersebut akan mengintegrasikan enam lintas pelayanan. Keenamnya adalah Lintas Pelayanan Cawang-Cibubu, Lintas Pelayanan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, Lintas Pelayanan Cawang-Bekasi Timur, Lintas Pelayanan Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, Lintas Pelayanan Cibubur-Bogor, dan Lintas Pelayanan Palmerah-Bogor.

Selain itu, di tahun 2016, pun ditargetkan akan rampung pembangunan Kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta. KA Bandara Soekarno-Hatta tersebut nantinya melewati 4 stasiun yakni Stasiun Manggarai-Stasiun Sudirman Baru-Stasiun Duri-Stasiun Batuceper-Stasiun Bandara Soetta sepanjang 36,3 Km. Waktu tempuh diperkirakan mencapai 57 menit sampai 1 jam untuk sekali jalan. Total perjalanan KA Bandara diperkirakan mencapai 124 kali per hari.

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles