Dari Pidato Anies Baswedan, 18 Kalimat Yang Menegaskan Persatuan, Terlupakan Karena 1 Kata “Pribumi”

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pidato politik perdana guberenur DKI Jakarta, Anies Baswedan menuai pro dan kontra. Poin yang menjadi sorotan adalah diksi kata pribumi.

Dari keseluruhan pidato Anies, 18 kalimat yang mengajak dan menegaskan persatuan tanpa mengkotak-kotakan, diabaikan hanya karena satu kata “Pribumi”.

Berikut 18 kalimat yang menyeru persatuan dari pidato Anies;

1. Warga Jakarta telah bersuara dan terpaut dengan satu rasa yang sama: Keadilan bagi semua.

2. Hari ini adalah penanda awal perjuangan dalam menghadirkan kebaikan dan keadilan yang diharapkan seluruh Rakyat Jakarta, yaitu kemajuan ibukota tercinta dan kebahagiaan seluruh warga nya.

3. Hari ini, saya dan bang Sandi, dilantik menjadi gubernur dan wakil gubernur bukan bagi para pemilih kami saja, tapi bagi seluruh warga Jakarta.

4. Kasih sayang akan mencari kasih sayang, kasih sayang akan menciptakan persatuan.

BACA JUGA  PKB Tinggalkan Agus-Sylvi Untuk Dukung Anies-Sandi Karena Dekat Dengan Ulama

5. Ikatan yang sempat tercerai, mari kita ikat kembali.

6. Energi yang sempat terbelah, mari kita satukan kembali.

7. Di kota ini, tekad satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa persatuan ditegakkan oleh para pemuda.

8. Prinsip ketuhanan ini kemudian harus diwujudkan pula dengan hadirnya rasa kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh rakyat, tanpa ada yang terpinggirkan, terugikan, apalagi tidak dimanusiakan dalam kehidupannya.

9. Persatuan dan keguyuban ini yang harus terus kita perjuangkan, dimulai dari meruntuhkan sekat-sekat interaksi antar segmen masyarakatnya, terutama pemisahan ruang interaksi berdasar kemampuan ekonomi.

10. Dan di ujungnya, namun menjadi yang terpenting, kita perjuangkan hadirnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Jakarta.

11. Maka segala pengambilan kebijakan di kota ini haruslah didasarkan pada kepentingan publik luas.

BACA JUGA  Anggaran Baru Terserap 19 Persen, Kinerja Keuangan Pemprov DKI Kian Mengkhawatirkan

12. Pengelolaan tanah, air, teluk dan pulau, tidaklah boleh diletakkan atas dasar kepentingan suatu individu, kepentingan suatu golongan, kepentingan suatu perhimpunan, ataupun kepentingan suatu korporasi.

13. Semua untuk semua, Jakarta untuk semua. Inilah semangat pembangunan yang akan kita letakkan untuk Jakarta.

14. Tanggung jawab kita kini adalah menjadikan Ibukota menjadi kota milik semua.

15. Di ibukota semua harus berkesempatan untuk maju bersama.

16. Jakarta harus Maju Bersama.

17. Gubernur dan Wakil Gubernur tentu menjadi pemimpin bagi semua dan harus menghadirkan keadilan bagi semua.

18. Untuk itu, kami hadir mengajak seluruh warga, menjadikan usaha memajukan kota sebagai sebuah gotong royong, sebuah gerakan bersama. (EDI)

Related Articles

Latest Articles