Pemprov Kebut Program Rumah DP 0 Rupiah, Kali Ini Diusulkan di Kampung Rambutan

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta terus mengebut pengerjaan Rumah DP 0 Rupiah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau berpenghasilan di bawah 7 juta per bulan.

Setelah melakukan ground breaking pertama di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Kamis (18/1) kemarin, kali ini Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga mengusulkan agara kawasan Kampung Rambutan dapat dipertimbangkan untuk lokasi Rumah DP 0 rupiah.

“Luas tanahnya 14 hektar dan itu bisa jadi rumah DP 0 rupiah yang cukup signifikan,” tutur Wagub Sandiaga di sela berolah raga di Gedung Dinas Teknis, Jalan Jatibaru, Jakarta Pusat, Jumat (19/1) pagi.

Untuk mempercepat itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pengelola Rumah DP 0 Rupiah segera ditargetkan selesai pada April mendatang.

BACA JUGA  Selama Ramadhan, Pedagang Nasi Kapau Selalu Habis

“Kita nanti akan menyiapkan BLUD untuk program perumahan ini. Insya Allah bulan April selesai,” katanya, Kamis (18/1).

Nantinya, jelas Anies, BLUD ini akan menentukan persayaratan dan teknis kepemilikan rumah yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Dikatakan Anies, secara umum persyaratan untuk memiliki rumah DP Nol rupiah yakni warga DKI yang berpenghasilan Rp 7 juta ke bawah dan belum memiliki rumah.

Anies menambahkan, besaran harga rumah DP Nol rupiah Kelapa Village yang dibangun oleh PD Pembangunan Sarana Jaya, senilai Rp 185 juta untuk tipe 21 dan Rp 320 juta untuk tipe 36, merupakan gambaran harga rumah bagi MBR yang akan dibangun di lokasi lain.

BACA JUGA  Ide Anies Direalisasikan, Pemilik KJP Gratis Masuk Ancol

Sedangkan pola pembayarannya nanti akan dirumuskan bersama antara calon pemilik rumah dan BLUD. Dengan begitu, kata Anies, besaran cicilan dan tenor pembayaran bisa disesuaikan dengan kemampuan calon pemilik.

“Nanti akan dibuatkan skema oleh BLUD, yang cicilannya 7 tahun, 10 tahun, 15 tahun dan lain-lain. Jadi tidak seragam. Tujuannya adalah harganya seragam tapi besaran kreditnya sesuai kemampuan,” tandasnya. (RDB)

Related Articles

Latest Articles