Ini Kronologis Sekda DKI ‘Suap’ Marbot Masjid Luar Batang Sebesar 1 Milyar ?

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Kedatangan Sekda Pemprov DKI ke Masjid Luar Batang mendapatkan penolakan keras dari Pengurus Masjid, Pengurus RW, RT dan warga di Kampung Luar Batang.

Pria yang dikenal sebagai orang nomor tiga di DKI Jakarta ini datang pada malam hari ini diduga sebagai wujud provokasi dan melahirkan perpecahan,serta menganggu kenyamanan hidup masyarakat Luar Batang yang merupakan penduduk DKI Jakarta.

“Saefulloh datang ke Masjid Kramat Luar Batang pada Selasa (2/5) sekitar pukul 22:30 WIB. Warga yang melihat kedatangannya merasa geram, dikarenakan beberapa catatan yang melatarbelakangi,” jelas Tokoh Masyarakat Lukman Rais kepada suarajakarta.co, Selasa (3/5).

Pertama, pada sabtu (30/4), ada informasi Pemprov DKI berkenan menggelar komunikasi yang isinya tidak akan ada penggusuran.

Kedua, tambah Lukman, lokasi pertemuan awalnya diinginkan oleh Pemprov DKI Jakarta di Balaikota, namun pihak Pengurus Masjid, RT/RW dan tokoh masyarakat menginginkan tempat di kantor Kecamatan Penjaringan.

“Tapi lagi-lagi pihak Pemprov DKI menginginkan pertemuan diadakan di Masjid Keramat Luar Batang, keinginan itu ditolak oleh pihak Masjid lantaran khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan akan keselamatan warga kampung. Akhirnya disepakati pertemuan terjadi di Kantor Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara,” jelas Lukman.

Ketiga, pada Selasa (2/5) digelar pertemuan antara Sekda Saefulloh, Plt Walikota Jakarta Utara Wahyudi, Camat Penjaringan Kholid, Lurah Penjaringan Suranta dan pihak RW 1, 2, 3, 4, serta dari pihak Kelurahan Penjaringan, pada akhirnya di sepakati pertemuan dilakukan di Kantor Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara pada 2 Mei 2016, pukul 20.30 WIB hingga sekitar pukul 22.00. WIB

BACA JUGA  Empat Hal, Ahok Layak Terlibat Kasus Korupsi RS Sumber Waras

“Dalam pertemuan tersebut Sekda Saefulloh berbicara berbeda dengan apa yang selama ini dikabarkan pihak Kecamatan Penjaringan kepada Ketua Masjid, Ketua-ketua RW dan Ketua-ketua RT,” tambah Lukman

Berikut adalah hasil dari pertemuan malam selasa (2/5) dimana Saefulloh menegaskan, pertama tetap akan ada penggusuran; Kedua, tetap akan dibangun Plaza di sekitar Masjid; Ketiga, akan dibangun jalan-jalan besar sebagai kesatuan dari Kota Tua sampai Luar Batang.

Menanggapi, Pengurus Masjid, Ketua-ketua RW, Ketua-ketua RT dan Tokoh Masyarakat yang mendengarnya kaget dan protes serta menolak, seraya menyampaikan bahwa soal urusan hukum pihak warga tidak akan memberikan jawaban. sebab soal hukum sudah dikuasakan kepada pihak Profesor Yusril.

“Hasil pertemuan pun tidak jelas dan warga merasa dibohongi oleh Pemerintah Prov. DKI Jakarta,” tambah Lukman.
Saat selesai rapat, tambah Lukman, Sekda menyampaikan keinginannya utk meninjau Kampung Luar Batang dan ke Masjid Keramat Luar Batang untuk memberikan bantuan uang sebesar Rp 1 milyar dan seragam bagi marbot masjid.

“Namun Pengurus Masjid menolak. Selain itu juga Pengurus Masjid, RT, RW dan Tokoh Masyarakat menyarankan agar Pak Sekda tidak usah datang ke Kampung Luar Batang dan juga ke Masjid mengingat sudah malam dan kondisi kampung sedang tegang pasca penggusuran Aquarium, Pasar Ikan,” jelas Lukman.

Saran itu, tambah Lukman, juga diperkuat oleh Pengurus RW, RT dan Tokoh masyarakat dan juga Ketua Pengurus Masjid Luar Batang Bapak Faisal.

BACA JUGA  “Kita semua bersaudara sebangsa dan setanah air”

“Selepas penolakan Ketua Masjid, Ketua-Ketua RW, Ketua-Ketua RT dan Tokoh Masyarakat pun pergi meninggalkan Kecamatan dan melanjutkan pertemuan di Rumah Ketua RW.02,” papar Lukman.

Rupanya, jelas Lukman, tanpa sepengetahuan Pengurus Masjid dan RT, RW serta Tokoh Masyarakat, Sekda nyelonong datang ke Kampung dan Masjid Luar Batang, dimana pada saat itu Ketua Masjid, RT, RW dan Tokoh Masyarakat sedang melakukan pertemuan lanjutan di rumah Bapak Ketua RW 02.

“Saefulloh datang ke Masjid Luar Batang sekitar pukul 22.30 WIB. Warga yang melihat langsung bereaksi dan berupaya melakukan pengusiran terhadap Saefulloh beserta rombongannya,”

Di tengah Rapat, Ketua Masjid, RT, RW dan tokoh Masyarakat mendapat laporan terjadi ketegangan akibat kedatangan rombongan Sekda, saat sampai di lokasi kondisi sudah memanas Pengurus Masjid dan RT, RW serta tokoh Masyarakat langsung mengamankan Sekda dan Rombongannya agar terhindar dari amuk massa yang lebih buruk.

Adapun kesimpulan dari pertemuan tersebut adalah pertama, Pengurus Masjid, RT, RW dan Tokoh Masyarakat merasa kecolongan dan sangat menyesali tindakan Sekda yang tidak mengindahkan saran mereka dan dianggap cenderung memprovokasi.

“Kedua, Pengurus Masjid, RT, RW, Tokoh Masyarakat menduga bersikerasnya Sekda ini sudah by design agar ada legitimasi bagi Ahok untuk menyudutkan masyarakat Kampung Luar Batang dan ada alasan untuk mendatangkan Pasukannya ke Kampung Luar Batang,” tutup Lukman.

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles