Vitamin C dan Umroh (Bagian 1)

Seorang calon jamaah umroh meminta disuntik vitamin C. Ia mendapat info bahwa tempat tujuannya bepergian adalah tempat dengan papasan sinar matahari yang tinggi, sehingga kulitnya beresiko terpapar sinar ultraviolet. Masih menurut temannya, sinar ultraviolet adalah satu oksidan, maka vitamin C dosis tinggi adalah antioksidan yang dapat mencegahnya dari penyakit dan menghitamnya kulit. Benarkah?

Mengenal Vitamin C

Vitamin C yang juga memiliki nama lain asam askorbat adalah zat yang bersifat asam lemah yang larut dalam air. Kadarnya dalam darah dipertahankan stabil, berapapun banyaknya seseorang mengkonsumsinya. Tidak ada istilah keracunan vitamin C, sebab tubuh langsung membuangnya melalui saluran cerna dan ginjal jika jumlahnya berlebih. Sebab, kadarnya yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan rapuhnya sel darah merah serta makin tingginya asam urat dalam air seni.

Disebutkan dalam situs kedokteran Medscape.com, bahwa vitamin C bermanfaat bagi pembentukan kolagen, L-carnitin (zat penting dalam proses terbentuknya energi), dan neurotransmitter (zat pembawa sinyal listrik dalam sel saraf), serta metabolisme protein. Sebagai antioksidan, zat ini mengaktivasi antioksidan lain seperti vitamin E. Kekebalan tubuh dan penyerapan zat besi di usus juga dibantu oleh zat ini.

BACA JUGA  Aktivitas Umroh Kembali Dibuka Secara Bertahap

Tidak seperti beberapa jenis hewan, manusia tidak mampu menghasilkan juga menyimpan vitamin C. Syukurlah, berbagai makanan bisa menjadi sumbernya: mulai dari berbagai buah, hingga sayuran segar seperti paprika merah dan hijau, tomat, serta sayuran segar lain.

Dikontrol Ketat Oleh Tubuh

Tubuh manusia setiap saat secara ketat mengontrol kadar vitamin C dalam darah. Seorang yang mengkonsumsi 30 hingga 180 mg vitamin C perhari (satu tablet kecil suplemen vitamin C saja biasanya mengandung 20 mg), maka yang diserap oleh tubuh hanya sekitar 70 hingga 90% saja. Sisanya dibuang melalui pencernaan. Sementara, jika dikonsumsi lebih dari 1 gram per hari, maka tubuh hanya akan menyerap 50% saja. Padahal, kita mengetahui banyak suplemen yang beredar mengandung vitamin C dosis tinggi berkisar dari 500 mg hingga 1 gram. Anda bisa memutuskan sendiri: berapa yang Anda konsumsi, berapa yang tubuh Anda buang mubazir setiap harinya.

BACA JUGA  Dukung PIN 2016, MUI Terbitkan Fatwa Tentang Imunisasi

Kita berterimakasih kepada liver (hati, red) yang menjadi pusat pengolahan vitamin C, juga pada ginjal yang memiliki detektor maha sensitif. Ginjal mendeteksi dengan baik kadar vitamin C dalam darah, jika terlalu tinggi, maka ginjal akan segera membuang kelebihannya. Kadar tinggi ini disebabkan konsumsi berlebihan yang sama sekali tak terpakai oleh tubuh. Dalam kondisi di mana ginjal harus membuang banyak sisa, air seni akan mengandung lebih banyak asam urat, yang tentunya dapat memudahkan terbentuknya batu kristal urat dalam saluran kemih. pembuangannya dilakukan oleh ginjal. Bisa dibayangkan betapa kerasnya ginjal bekerja jika seorang individu mengkonsumsi zat ini secara berlebihan, sementara kadar vitamin C dalam darah dalam kondisi normal.

Beberapa organ tubuh membutuhkan vitamin C dalam jumlah besar, mereka adalah sel darah putih, kelenjar adrenal, mata serta otak.
(Bersambung)

Penulis: Sari Kusuma
Sumber: medscape.com

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles