Mimisan Bisa Membahayakan Jiwa. Yuk Tangani dengan Benar!

Mimisan, atau dikenal juga dengan epistaksis, adalah keluarnya darah dari hidung. Ia bukanlah sebuah penyakit melainkan sebuah keluhan atau gejala. Pendarahan pada hidung (mimisan) ataupun pendarahan di tempat lain, yang bukan terjadi karena benturan benda tumpul ataupun benda tajam, memiliki tiga kemungkinan penyebab.

Pertama, terjadi karena ada gangguan dari pembuluh darah, misalnya dinding pembuluh darah yang terlampau tipis sehingga hanya dengan benturan ringan, bersin atau mengeluarkan ingus terlalu keras, atau bahkan hanya dengan sekedar mengorek hidung pun bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah sehingga mimisan pun akan terjadi.

Kedua, terjadi karena gangguan pada sel keping darah atau trombosit yang berperan penting dalam proses pembekuan darah, dimana ketika sel keping darah bermasalah maka proses pembekuan darah pun akan terganggu sehingga akan mudah terjadi perdarahan dan proses normal tubuh untuk menghentikan pendarahan yang terjadi pun akan bermasalah.

Ketiga, terjadi karena gangguan pada faktor-faktor pembekuan darah lainnya.

Penyakit atau masalah yang menyebabkannya pun beragam. Mimisan bisa terjadi hanya karena sekedar kurangnya asupan nutrisi (terutama vitamin K yang merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembekuan darah), benturan, kelainan jantung dan pembuluh darah seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), infeksi setempat pada hidung seperti rinitis ataupun infeksi sistemik seperti demam berdarah, kelainan darah seperti kanker darah (leukimia), penyakit genetis seperti hemofilia, kelainan sistem imun tubuh seperti penyakit lupus, serta penyakit keganasan seperti kanker.

BACA JUGA  Sehat Itu "Ngga" Mahal Kan?

Dan penanganan ketika terjadi mimisan pun ada caranya tersendiri, karena bila tidak ditangani dengan benar bahkan darah segar yang keluar itu bisa membahayakan jiwa kita loh! Kenapa?

Seperti makanan yang masuk dari mulut ke lambung melalui kerongkongan, udara yang masuk dari hidung ke paru-paru melalui tenggorokan pun sebelum masuk ke lambung atau paru-paru sempat bertemu di satu saluran yang sama yang bernama orofaring. Nah, untuk memastikan bahwa makanan dan udara tidak “salah masuk”, ada sebuah katup cerdas yang bernama epiglotis yang berperan penting agar udara ataupun makanan tidak berakhir di tempat yang salah. Contohnya, ketika makanan yang sudah dikunyah dari mulut akan kita telan, dengan segera epiglotis akan menutup permukaan atas tenggorokan sehingga makanan tidak akan salah masuk ke paru-paru tetapi terarahkan untuk masuk ke kerongkongan menuju lambung untuk dicerna lebih lanjut.

Hal ini berkaitan dengan penanganan saat mimisan. Untuk mencegah agar darah yang keluar tidak tertelan, ketika mimisan terjadi jangan menaikkan kepala dengan alasan agar darah berhenti keluar, salah besar! Karena menaikan kepala justru akan meningkatkan resiko tertelannya darah. Sedandainya darah yang tertelan masuk ke dalam kerongkongan maka ia akan masuk ke saluran pencernaan sehingga tidak akan bermasalah karena ia akan dicerna oleh asam lambung, namun bayangkan seandainya gumpalan darah yang tertelan salah masuk, bukan ke kerongkongan melainkan ke tenggorokan! Ia akan masuk ke saluran pernafasan dan berakhir di paru-paru, maka pernafasan pun akan terganggu bahkan bisa terhenti. Sedangkan hanya dalam hitungan menit, terhentinya aliran darah ke otak dapat dengan segera menyebabkan kerusakan otak, dan dapat menimbulkan kematian.

BACA JUGA  4 Poin Cerdas Memilih Produk Dewasa Yang Aman Untuk Semua Pria

Karenanya ketika mimisan terjadi, langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:

  1. Jangan menengadahkan kepala, tapi lakukan sebaliknya yaitu tundukkan kepala agar semua darah keluar dan tidak ada yang menggumpal di dalam rongga hidung agar tidak beresiko terdorong ke arah dalam sehingga tidak perlu khawatir akan tertelan.
  2. Tekan hidung selama 10 sampai 15 menit, bisa lebih singkat seandainya pendarahan telah berhenti. Selama menekan hidung jangan lupa buka mulut untuk mengganti alur masuknya udara.
  3. Seandainya masih belum berhenti, lakukan tampon hidung sederhana, pilin kasa atau tisu dan masukkan ke lubang hidung hingga tertutup sempurna.
  4. Bila sampai 2×24 jam pendarahan masih berlangsung, tak ada pilihan lain, segera ke dokter terdekat!

Tapi sebenarnya, selain menangani mimisannya sendiri, lebih baik lagi kalau kita mencaritau penyebab mimisan yang terjadi, apalagi kalau terjadinya sering ataupun berhentinya lama. Jangan segan-segan berdiskusi dengan dokter ya! Karena penanganan sedini mungkin akan lebih baik untuk kemungkinan pengobatannya ke depan.

Dr. Nestri Nadezda
Author: Dr. Nestri Nadezda

Sarjana kedokteran lulusan FK Unpad 2007 yang baru saja menyelesaikan studi profesinya di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. | Follow @nestrinadezda

Related Articles

Latest Articles