Mengenal GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease (2)

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pada tulisan ini akan membahas bagaimana mengetahui kita terkena GERD kalau gejalanya saja serupa dengan penyakit lain? Sederhana sebenarnya, karena kemunculan GERD terkait dengan iritasi yang disebabkan oleh asam lambung, maka ketika keluhannya muncul minumlah obat untuk menangani asam lambung, sehingga walaupun cairan lambung tetap terdorong naik ke kerongkongan, karena jumlahnya yang sedikit, maka ia tidak akan mengiritasi permukaan kerongkongan sehingga nyeri pun tak perlu muncul, atau setidaknya nyeri yang muncul tidak terlalu parah.

Sedangkan apabila nyeri dada yang muncul bukan disebabkan oleh GERD tapi oleh kelainan pada jantung, maka keluhan tidak akan membaik meskipun telah diberikan obat untuk menangani asam lambung.

Selain itu, keluhan GERD juga biasa muncul ketika sedang berbaring, karena posisi berbaring menyebabkan katup atau spinkter gastroesofageal yang bermasalah lebih memudahkan cairan asam lambung kembali naik ke kerongkongan.

Bayangkan botol plastik yang terisi oleh seperempat air di dalamnya, ketika botolnya dimiringkan maka air pun akan mengenai bagian atas botol dengan mudahnya bukan? Begitupula ketika penderita GERD membaringkan tubuhnya, karena fungsi katup atau spinkter gastroesofageal pada penderita GERD yang kurang bisa berjalan dengan baik, posisi berbaring akan menyebabkan cairan asam lambung lebih mudah berjalan secara horizontal ke arah kerongkongan.

BACA JUGA  Islam, Gizi dan Kesehatan; Mengenali Roti dan Susu dalam Riwayat

Sehingga, penderita GERD tidak disarankan untuk tidur dalam keadaan berbaring total. Supaya setidaknya dapat meminimalisasi keluhan yang muncul, penderita GERD disarankan untuk tidur ditopang bantal yang banyak, sehingga gaya gravitasi akan mempersulit cairan asam lambung untuk naik menuju kerongkongan.

Menjaga makanan dan gaya hidup pun perlu untuk dilakukan, karena makan makanan yang berlemak ataupun jarang berolahraga dapat menimbulkan peningkatan pengeluaran cairan asam lambung sehingga dapat memperparah kondisi iritasi pada kerongkongan. Selain itu meminimalisasi jumlah asam lambung juga bisa dilakukan dengan memodifikasi pola makan menjadi lebih sering tapi dengan porsi yang minimal, karena membiarkan diri berada pada kondisi lapar sama dengan mempersiapkan asam lambung dalam jumlah besar.

Juga, karena asam lambung dapat meningkat pada orang dengan kondisi cemas atau ketakutan berlebih, maka salah satu cara terbaik untuk menangani GERD adalah dengan menjaga kondisi jiwa agar tetap dalam keadaan stabil. Terutama pada pasien yang penyebab muncul GERD pada dirinya karena masalah psikologis, maka memulihkan kondisi jiwanya agar dapat lebih tenang adalah terapi utama untuk menyembuhkan keluhannya tersebut.

BACA JUGA  Belum Semua Rumah Sakit di Jakarta Bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan

Tapi, di samping itu, setelah mengenal lebih lanjut cara mengenal penyakit GERD dan cara membedakannya dengan keluhan serupa, untuk menegakkan diagnosis ada atau tidaknya GERD tentu saja perlu melibatkan dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti endoskopi (teropong saluran pencernaan) ataupun pemeriksaan radiologis yang juga berperan untuk memastikan kemungkinan ada atau tidaknya komplikasi yang disebabkan oleh GERD seperti kanker pada kerongkongan yang telah kita bicarakan sebelumnya.

Jadi, mulai sekarang jangan sampai tertukar antara GERD dengan penyakit lain ya! Kenali gejalanya, hindari komplikasinya.

Dr. Nestri Nadezda
Author: Dr. Nestri Nadezda

Sarjana kedokteran lulusan FK Unpad 2007 yang baru saja menyelesaikan studi profesinya di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. | Follow @nestrinadezda

Related Articles

Latest Articles