Ingin Tahu Rasanya Menderita Difteri? Baca Kisah Ibu ini

Berita KLB Difteri berseliweran di media, FB, WA grup.. Mata meneteskan airnya ketika membaca berita berita itu. Teringat dg apa yg saya alami ketika usia 5 tahun dan adik saya 3 tahun ketika itu, kami berdua terjangkit difteri.. MaaSyaaAllah..

Masih terbayang kejadian ketika ibunda kami memaksa kami utk makan, sebelum nasi disuapkan kami sudah menangis, ketika buliran nasi menyentuh kerongkongan, sakiiit luar biasa, kami serasa dicekik tidak bisa bernafas, semakin kencang tangisan kami dan berguling guling dilantai karena kesakitan, ibu tertegun dan panik , beliau tidak sangka akan terjadi adegan seperti itu.. Karena beliau tidak tau rasa sakitnya..

Kami tidak dirawat di RS seperti yang disarankan tetangga kami yang dokter karena tidak ada biaya. Kami hanya minum obat yg diberikan oleh dokter itu. Ketika itu tahun 1971 mungkin belum ada vaksinasi difteri.

BACA JUGA  4 Poin Cerdas Memilih Produk Dewasa Yang Aman Untuk Semua Pria

Sekarang kejadian luar biasa berlangsung.. Apakah sebabnya? Bukankah vaksinasi DPT difasilitasi negara, mudah dan gratis, kenapa mesti ada penolakan? Saya yakin yang menolak vaksinasi itu adalah orgtua yang belum pernah merasakan penderitaan akibat difteri yang menghancurkan kerongkongan sehingga beberapa bulan kami menjadi bisu. Tegakah ayah bunda mengorbankan anak sendiri dan anak lain akan tertular?

Bolehlah ayah bunda punya keyakinan bahwa herbal punya khasiat. Saya juga percaya herbal berkasiat namun apakah harus anak kita, anak Indonesia mengalami pedihnya terjangkit penyakit yang rasa sakitnya tak bisa dilupakan seumur hidup?

Bersyukur kepada Allah yang telah menyembuhkan kami dan mengembalikan suara kami. Semoga tdk ada lagi yang mengalami seperti saya dan adik.

BACA JUGA  Tiga Cara Mengatasi Sindrom 'Text Neck'

Coba orgtua yang menolak vaksinasi itu sekarang diajak nengok pasien difteri kemudian tunjukkan kerongkongan yang hancur itu.

Wahai ayah bunda takutlah akan dosa jariyah mu yg akan kalian terima ganjarannya kelak. Jika menimbulkan mudharat untuk anak dan lingkungan.. Semoga anak2 Indonesia kuat, semoga yg terjangkit bisa tertolong, semoga yg menolak vaksin bisa menerima… Aamiin.

Danistya Lusi
Depok, 8 Des 2017

Sari Kusumawati
Author: Sari Kusumawati

Related Articles

Latest Articles