Beberapa Daerah Dinyatakan KLB: Ini Yang Harus Anda Lakukan Terkait Difteri

Ramai berita soal KLB Difteri yang terjadi di banyak wilayah, ada baiknya kita semua membekali diri dengan informasi yang sahih sebelum membaca berbagai hoax atau black campaign tentang vaksin Difteri.

APA ITU DIFTERI?

Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae yang sangat mudah menular dan berbahaya karena dapat menyebabkan kematian akibat sumbatan total jalan nafas atau kerusakan otot jantung yag berujung pada kematian. Bakteri ini menghasilkan racun yg akan membunuh sel sehat dalam tenggorokan sehingga sel mati, dan membentuk selaput tipis abu-abu pada tenggorokan, racung jua dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah dan merusak jantung, ginjal dan sistem saraf.

Penyakit ini sangat mudah menular melalui jalur:
1. Udara: Terhirup percikan ludah di udara saat penderita batuk atau bersin.
2. Kontak fisik yang dekat dan erat: barang yang terkontaminasi bakteri dari pasien (bantal, pakaian, mainan dll) juga sentuhan langsung pada luka borok karena difteri pada kulit.

Setelah kontak dengann sumber penularan, individu baru akan menunjukkan gejala setelah 2-5 hari. Gejala tersesbut al: gejala seperti infeksi saluran napas atas, diseertai munculnya selaput abu-abu pada farings.

Bakteri difteri akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan, sehingga akhirnya menjadi sel mati. Sel-sel yang mati inilah yang akan membentuk membran (lapisan tipis) abu-abu pada tenggorokan. Di samping itu, racun yang dihasilkan juga berpotensi menyebar dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal, serta sistem saraf.

BACA JUGA  Tidak Perlu Mematikan HP Saat Tidur

Sudah di Mana Saja Wabah Difteri Menyebar?

Berdasarkan data dari kemenkes KLB difteri telah terjadi sejak tahun 2009 di provinsi Jawa Timur dan menyebar ke beberapa provinsi.
Pada tahun 2017, KLB telah menyebar di 95 kabupaten/kota pada 20 provinsi. Berdasarkan data Surveilans Kemenkes RI sampai bulan November 2017, dilaporkan 591 kasus difteri dari 20 provinsi dan 95 kabupaten/kota di Indonesia. (lampirkan peta KLB) Beberapa wilayah KLB difteri adalah: Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bangka Belitung, Jambi, dan Lampung Sumatera Selatan dan DKI Jakarta.

APA YANG KITA HARUS LAKUKAN?

Terkait kondisi ini, masyarakat seyogyanya melakukan hal sbb:

1. Membiasakan pola hidup sehat: makan bersih dan bergizi, istirahat cukup, olah raga, cuci tangan sebelum makan dan setelah beraktifitas di luar rumah atau di tempat umum lainnya.

2. Memeriksakan balita rutin ke posyandu dan memberikan vaksin kepada anak, dan menjadi bagian dari gerakan pejuang Herd Immunity

3. Mengenali gejala awal difteri dan segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat apabila ada anak mengeluh nyeri tenggorokan disertai suara berbunyi seperti mengorok (stridor), khususnya anak berumur < 15 tahun.

BACA JUGA  Cara Berhenti Dari Kebiasaan Masturbasi, Ini Pendapat Dokter, Bukan Pendpat Ustadz
4. Jika salah satu anggota keluarga positif didiagnosis difteri, untuk memutuskan rantai penularan, seluruh anggota keluarga serumah harus segera diperiksa oleh dokter apakah mereka juga menderita atau karier (pembawa kuman) difteri dan mendapat pengobatan (eritromisin 50mg/kg berat badan selama 5 hari). 5. Anggota keluarga yang telah dinyatakan sehat, segera dilakukan imunisasi DPT. Apabila belum pernah mendapat DPT, diberikan imunisasi primer DPT tiga kali dengan interval masing-masing 4 minggu. Apabila imunisasi belum lengkap segera dilengkapi (lanjutkan dengan imunisasi yang belum diberikan, tidak perlu diulang), Apabila telah lengkap imunisasi primer (< 1 tahun) perlu ditambah imunisasi DPT ulangan 1x. 6. Masyarakat harus mengetahui dan memahami bahwa setelah imunisasi DPT, kadang-kadang timbul demam, bengkak dan nyeri ditempat suntikan DPT, yang merupakan reaksi normal dan akan hilang dalam beberapa hari. Bila anak mengalami demam atau bengkak di tempat suntikan, boleh minum obat penurun panas parasetamol sehari 4 x sesuai umur, sering minum jus buah atau susu, serta pakailah baju tipis atau segera berobat ke petugas kesehatan terdekat. 7. Memastikan status vaksinasi seluruh anggota keluarga, dan segera melakukan vaksinasi jika belum, terutama jika hendak bepergian ke daerah KLB. *Dirangkum oleh dr.Sari Kusumawati dari berbagai sumber, termasuk website IDAI, rekomendasi ahli difteri, dll

Sari Kusumawati
Author: Sari Kusumawati

Related Articles

Latest Articles