3 Cara Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Non Verbal

komunikasi non verbal bahasa isyarat
Ilustrasi. (Foto: IST)
SuaraJakarta.co – Mungkin adakalanya kita bingung dengan respon seorang sahabat dekat yang tiba-tiba marah. Seorang suami yang tak bisa berkata apa apa, terkaget melihat istrinya tiba-tiba menangis. Seorang istri yang bingung saat suami menjadi dingin dan tampak acuh. Dan semua ini makin membingungkan ketika tiba-tiba ia menyalahkan anda karena tak peka dan tak peduli. Ajaibnya anda yang dituduh pun tak mau disalahkan karena memang tak merasa salah. Di situasi ini siapa yang salah atau apa yang salah menjadi sumir. Ada apa gerangan?

Rahasia sederhananya adalah kita semua bicara namun luput memahami dan merasakan. Ah itu sebuah pepatah dan idiom lama, anda tentu tahu hal ini. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana bisa mudah memahami dan merasakan. Kuncinya adalah menyimak yang tak terbicarakan melihat yang tak terkatakan.

Navarro seorang ahli perilaku mengatakan mengenai bahasa non verbal atau bahasa tubuh. Manusia adalah makhluk yang justru paling banyak berkomunikasi dengan bahasa tubuhnya jauh sebelum mulai mengenal bahasa verbal. Sayangnya kita lupa hal ini, atau lebih tepatnya lupa mengingat kembali pelajaran mengenai bahasa tubuh. Padahal pengetahuan mengenai komunikasi non verbal adalah penting untuk mencapai kesuksesan anda pribadi. Saya ulangi penting untuk mencapai kesuksesan anda pribadi.

BACA JUGA  Hamil Pertama Kali, Bagaimana Tips-Tipsnya?

Kenapa hal ini penting? Karena untuk mencapai kesuksesan anda membutuhkan orang lain dan kunci untuk sukses berhubungan dengan orang lain adalah memahami dan mengkomunikasikan ide dengan baik. Nah artikel ini merupakan sebuah pengantar mengenai pentingnya mempelajari bahasa tubuh untuk lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain.

Pada dasarnya bahasa tubuh adalah memahami kata kata yang disampaikan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, sentuhan, gerakan fisik, postur, aksesoris, intonasi dan volume. Burgoon (1994) mengatakan 60-65 % komunikasi terdiri dari bahasa tubuh atau perilaku non verbal. Hal ini menegaskan pentingnya memahami bahasa tubuh.

Baik saya akan ungkapkan tiga langkah awal. Pertama jadilah pengamat yang cakap. Yang kita amati adalah bahasa tubuh, maka bayangkan anda sedang menonton film bisu, anda akan melihat bagaimana tangan mereka bergerak, postur tubuh yang meluas atau menutup, mata yang berkedip, kaki yang gelisah, dan banyak hal lain. Maka jadilah pengamat dan amati saja. Catat dengan seluruh indra anda, coba latihlah ini di tempat publik dan anda akan takjub mengenai banyak hal yang bisa anda lihat yang mungkin luput selama ini.

BACA JUGA  Mimisan bisa membahayakan jiwa. Yuk tangani dengan benar! (2)

Kedua lihat dua hal, bahasa tubuh yang nyaman rileks dan yang gelisah tak nyaman. Pada dasarnya bahasa tubuh hanya menggambarkan dua hal ini saja. Bahasa tubuh yang nyaman umumnya terlihat konsisten, natural, mengalir, sebaliknya bahasa tubuh yang tidak nyaman bisa terlihat sangat tidak beraturan atau sangat terkontrol. Saran saya anda mulai dari mengamati diri anda sendiri. Bayangkan saat anda nyaman respon apa yang muncul dan saat tidak nyaman respon apa yang muncul.

Ketiga lakukan dengan hati hati. Bahasa tubuh adalah bahasa yang muncul dari gerak reflek atau gerakan otak limbik manusia. Pemicunya adalah emosi. Oleh sebab itu anda perlu melakukan pengamatan dengan hati hati, sehingga memahami emosi yang ingin disampaikan oleh orang yang anda amati.

Nah cukup dulu tiga hal ini sebagai pengantar, silahkan melatih diri, semoga menjadi pemantik untuk lebih tertarik mengamati dan menyadari yang tak terkatakan.

Penulis: Irfan Aulia Syaiful, Psikolog dan Interpersonal Skill Expert

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles