Kisah Mustahik Tanpa Lengan, Kini Menjadi Jutawan dan Trainer

SuaraJakarta.co, BANTEN – Tahun 2010 ada seorang mustahik dengan kondisi tubuh yang tak sempurna, tak memiliki lengan kanan, sering sekali datang ke kantor kami Layanan Menuju Mandiri yang di khususkan bagi mustahik, kadang meminta bantuan biaya hidup di Jakarta karena yang bersangkutan berasal dari Pandeglang atau dengan dalih tambahan modal jualan asongannya seolah menjual kekurangan fisiknya.

Setiap datang tentu tidak kami penuhi keinginanannya. Kami selalu memberikan motivasi, bahkan terakhir kali datang bersama anak dan istrinya kami hanya memberinya uang Rp 20.000,- lantas kami larang lagi ia untuk datang ke kantor kami, karena sering ngotot dalam meminta bantuan “Silahkan cari potensi alam yang ada di daerahmu, jika berhasil baru kamu datang lagi ke Al Azhar”.

BACA JUGA  Darurat Banjir Jakarta, ACT Siapkan Dapur Sosial dan 34 Posko

Rupanya inilah yang menjadi cambuk dan titik balik kehidupannya, pak Gingin itulah dia akhirnya pulang ke Pandeglang bersama istri dan anaknya. Selama di perjalanan dia berfikir keras apa yang harus di lakukannya sementara ia tak memiliki keahlian khusus. Pak Gingin pun menemukan peluang usaha madu kelanceng di desanya.

Komunikasi kami tidak putus, pak Gingin kami beri motivasi dan solusi untuk modal usaha pertanian madu kelanceng di Kampung Gardu Tanjak, Kel.Pandeglang, Banten. Pak Gingin juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengelola madu kelanceng. Dan ia juga membuat Saung Pintar binaannya yang di kelola oleh remaja Pandeglang. Ia juga mengembangkan HIPEC (Himpunan Penyandang Cacat) yang menjadi cita citanya untuk memberdayakan para kaum disabilitas.

BACA JUGA  Lajang dan Uang

Alhamdulillah saat ini dia telah dipercaya di Pemda Banten untuk menjadi trainer dan motivator dalam berbagai pelatihan. Bahkan sekarang ia telah mempunyai dua buah rumah, rumah lamanya telah diwakafkan menjadi Saung Pintar sebagai wadah peningkatan kapasitas masyarakat dalam pertanian madu kelanceng dan pembelajaran berorganisasi bagi remaja di Pandeglang. Dan memiliki kendaraan pribadi, bahkan sudah ia bawa ke kantor kami di Sawangan, masya Allah.

Kisah pak Gingin sangat menginspirasi kami semua. Kesuksesannya juga kesuksesan sahabat Al Azhar yang selalu berdonasi melalui Al Azhar Peduli Ummat. Zakat, infaq dan sedekah sahabat Al Azhar tidak di rasakan sesaat saja manfaatnya tapi berkelanjutan. Membangun ekonomi di awali dengan mental masyarakatnya. (YHA)

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles