Ingin Bertahan dalam Kompetisi? Inovasi !

SuaraJakarta.co – PASTI sudah dengar banyak kisah sukses tentang organisasi/ perusahaan yang sukses berinovasi. Sebetulnya lebih banyak lagi kisah perusahaan yang justru mati karena terlambat bereaksi terhadap kompetisi. Tapi yang mati selalu tak masuk memori karena tak mencetak sejarah.

Yang sukses misalnya Apple (dari produsen PC ke perangkat pemutar musik & multimeda environment, lalu ke gadget dan smartphone), Adidas, Nike, Oakley (dari perusahaan olahraga menjadi fashionable and customized sport stuff), Nokia (dari perusahaan kertas ke perangkat hape dan telekomunikasi, meski sekarang sedang payah).

Yang stagnan misalnya Ford (digilas mobil murah dan irit a la Jepang), Boeing (tak adaptasi dengan kebutuhan pesawat kecil jarak pendek) dan Blackberry (dimakan Android dan Apple).

Yang pailit contohnya Kodak (karena tak bisa bertahan dari serangan digitalisasi fotografi), Lehman Brothers, Enron, Worldcom, ABN-Amro, Arthur Andersen, AIG dan Bear Stearns (karena skandal keuangan). Sony, Panasonic, Sharps sedang sekarat karena tekanan resesi ekonomi Jepang dan produknya tak lagi bisa bersaing melawan speed trap yang diciptakan pemain elektronik Korsel.

Tapi tak perlu contoh perusahaan di luar. Di sekitar kita ada contoh KFC yang sukses dari penjual ayam siap saji menjadi resto-cafe dan ‘produsen album musik’. Tapi yang bubar di level UMKM banyak banget : kemana perginya penjual pisang Pontianak yang dulu menjamur? Kemana hilangnya penjual tahu pedas jeletot yang ada di setiap sudut jalanan 2 tahun terakhir? Usaha sablon kaos, singkong aneka rasa, bimbingan belajar, es cincau, kebab pinggir jalan, semua menghilang.

BACA JUGA  Kapan Saat Kita Menggadaikan Emas?

Pada akhirnya, bukan soal yang paling heboh dan melesat cepat. Tapi yang paling lama bertahan dan terus menguntungkan. Salah satunya dengan INOVASI.
Tidak perlu menjadi perusahaan besar untuk berinovasi. Tidak juga perlu menunggu sampai ada ‘innovation system’ untuk melakukannya. Setiap organisasi bisa melakukan inovasi, berbeda pada setiap level dan kepentingannya.

Dalam buku bisnis, inovasi dibagi 3 jenis :

  • INOVASI PRODUK meliputi apapun yang berkait tentang jasa atau produk yang ditawarkan. Misalkan kemasan (diperbagus, diperkecil), bentuk barang (diubah lebih up to date), jumlah layanan ditambah (sebelumnya haji-umroh, ditambah dengan wisata Islam dan ticketing), atau jumlah produk dikurangi (agar lebih fokus),
  • INOVASI PROSES meliputi sistem kerja atau operasional. Misalkan waktu pengiriman 5 hari jadi 4 hari. SMS pertanyaan pelanggan biasa dijawab dalam 10 menit jadi 5 menit. Keluhan pelanggan sebelumnya hanya via telpon diperbarui melalui email dan social media. Order pelanggan dipermudah melalui whatsapp atau aplikasi khusus.
  • INOVASI KORPORAT meliputi aksi strategis, misalkan mengajak investor baru, go multi-national, bermitra strategis dengan perusahaan besar, rebranding, mengganti manajemen, reorganisasi agar manajemen lebih ramping dan lincah atau berinvestasi dengan mengakuisisi perusahaan lain.
BACA JUGA  Investasi Kok Nunggu Pensiun

Pada level tertentu, inovasi menjadi semacam budaya (culture). Inovasi didapat dari INSIGHT semua karyawan terhadap apa yang terjadi di dalam perusahaan dan melihat apa yang terjadi di luar (tren pelanggan, perilaku pesaing, perubahan iklim ekonomi). Perlu dicatat, inovasi adalah soft competence yakni paradigma di dalam organisasi termasuk karyawannya. Namun ia harus diberi ruang untuk tertuang dalam hasil kerja supaya berimpak pada perusahaan.

Bagaimana cara menumbuhkan kecepatan inovasi di dalam organisasi? Salah satunya adalah menumbuhkan budaya belajar baik berbentuk FORMAL seperti pelatihan, seminar, workshop maupun yang INFORMAL seperti sharing session rutin, baca buku, bedah buku, kunjungan benchmarking ke perusahaan lain atau ikut bergaul di asosiasi industri sejenis.

Di sisi lainnya, top management perlu menciptakan iklim terbuka, senang berbagi, mempersilakan karyawan berkreasi dan mencari terobosan baru, mentolerir kesalahan (yang tidak fatal dan dalam konteks mencoba hal baru dan bukan terkait integritas dan kejujuran) serta melakukan rotasi rutin agar suasana kerja tetap fresh dan challenging.

Penulis: @endykurniawan – Trainer, coach dan penulis bidang Bisnis, Investasi dan Keuangan. Pendiri dan pemilik Salama Mitra Investa (@salma_dinar)

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles