Headline Harian Nasional 2 Januari 2015

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Memasuki tahun baru 2015, 5 media cetak nasional masih menempatkan isu pesawat jatuh sebagai headline beritanya satu lainnya memilih isu berbeda. Memasuki hari ke lima Koran Sindo menuliskan rencana proses evakuasi badan pesawat yang lokasi persisnya belum diketahui. Beberapa kapal dengan kemampuan deteksi bawah laut dikerahkan untuk pencarian ini. Sementara itu evakuasi jenazah yang ditemukan menghadapi kendala tingginya ombak dan derasnya arus laut. Total 9 jenazah yang ditemukan tin SAR. Koran Sindo menuliskan berita hari ini dengan judul “Badan Pesawat di Dasar Laut” dilengkapi dengan foto keluarga salah satu korban yang berhasil diidentifikasi.

Harian Indopos menuliskan judul “Basarnas Tambah Kekuatan” dengan dilengkapi foto evakuasi serpihan pesawat dan pendaratan heli TNI AU di KRI Bung Tomo mengisi halaman depannya. Harian ini menuliskan usaha pencarian dan evakuasi yang terhambat cuaca, serta rencana penambahan armada untuk mempercepat proses pencarian dan evakuasi. Selain mengandalkan armada dan teknologi yang dimiliki oleh dalam negeri seperti kapal Baruna Jaya milik BPPT dan pasukan katak sebagai penyelam, proses SAR ini juga memanfaatkan bantuan alat dan teknologi dari negara asing. Seperti sonar dan pesawat milik Singapura dan kapal perang AS. Menurut BMKG, cuaca yang tidak kondusif akan terus berlangsung hingga 4 Januari. Gelombang laut masih akan setinggi 3-4 meter di lokasi pencarian.

Beralih ke Republika, meski dengan isu yang sama terkait QZ8501, harian ini memilih frame lain dalam pemberitaannya. Tidak tentang proses pencarian, melainkan tentang absennya pihak Air Asia dalam mengambil informasi cuaca dari BMKG untuk penerbangan dari Bandara Juanda. Laporan ini adalah informasi wajib yang harus diketahui oleh pilot sesuai regulasi internasional dan kemenhub. Laporan tersebut berisi tentang kondisi angin dan temperatur, citra satelit terbaru, dan kondisi kondisi penting seperti adanya awan Kumulonimbus (Cb). Pihak AirAsia tidak mau berspekulasi terkait informasi ini dan menyerahkan kasus ini pada pihak terkait. Berita ini ditulis Republika dengan judul “Maskapai tak Ambil Laporan Cuaca” dilengkapi dengan foto petugas SAR yang sedang menggotong kantong jenazah selepas diturunkan dari helikopter.

BACA JUGA  Kontroversi Kewenangan Luhut, APBD DKI dan Eksekusi Mati

Lalu apa yang ditulis Media Indonesia? Harian ini menulis judul headline “Benahi Manajemen Keselamatan Penerbangan” dilengkapi dengan foto petugas SAR yang sedang menggotong kantong jenazah. MI mengutip dari mantan Menhub Jusman Syafii Jamal yang menyarankan pemerintah untuk meningkatkan standar keselamatan. Yaitu dengan meningkatkan frekwensi pengawasan dan memperbanyak inspektur di lapangan. Regulasinya pun harus direvisi sekali dalam 5 tahun menyesuaikan standar internasional. Sarana dan SDM menjadi perhatian yang perlu ditingkatkan. Indonesia masih ditempatkan oleh FAA (Federal Aviation Administration) yang menjadi acuan industri penerbangan di kategori 2 alias tidak lulus. Disisi lain, MI juga menulis tentang terlambatnya Air Asia mengambil laporan cuaca dan update terakhir jumlah korban yang berhasil dievakuasi sejumlah 9 orang.

“Tim SAR Terjang Cuaca Buruk”. Demikian harian kompas menulis headline beritanya. Kompas menuliskan bagaiman sulitnya proses evakuasi yang dilakukan ditengah kondisi cuaca buruk. Hujan deras, dan gelombang tinggi menyulitkan helikopter untuk mendarat di kapal laut. Selain itu usaha penyelam untuk memindahkan alat penyelaman seberat 3,5 ton keatas kapal juga gagal karena gelombang tinggi. Kapal Baruna Jaya yang beroperasi mencari jejak pesawat menghentikan operasinya karena menemukan jenazah dan menunggu kapal lain datang untuk mengevakuasinya. Usaha pencarian urung dilakukan karena cuaca yang memburuk. Kompas memilih foto suasana persiapan pesawat SAR di Pangkalan Bun.

BACA JUGA  Headline Harian Nasional 22 Januari 2015, Kejaksaan Agung Bergerak Cepat

Terakhir dari Rakyat merdeka menjadi satu satunya harian nasional di hadapan saya yang memilih isu berbeda sebagai headline beritanya. Kali ini, RM memilih isu energi terkait dengan turunnya harga BBM. RM menyebut sinis mereka yang mengkritisi penurunan harga BBM. Dengan melabeli “kaum oposan” kepada anggota DPR yang mengkritisi kebijakan pemerintah ini. Abdul Hakim dari PKS menganggap pencabutan subsidi BBM sangat beresiko karena harga harga akan fluktuatif dan hal ini tidak baik untuk perekonomian. “Pemerintah harusnya membicarakan kebijakan strategis, jangan berjalan sendirian” ujar Hakim.

Hampir senada dengan Hakim, Mohamad Haekal dari Gerindra menilai pemerintah tidak transparan dan mengambil untung dari penjualan premium. Ini bukan prestasi justeru perlu dikritisi. Misbakhun juga mengatakan analis tim ekonomi kabinet tidak matang. Turunnya harga BBM tidak sebanding dengan turunnya harga minyak dunia. Bambang Soesatyo mengatakan rencana interpelasi tetap dilanjutkan. Dari PDIP, Maruarar Sirait mengatakan Jokowi telah mendengar suara rakyat. Pencabutan subsidi BBM diharapkan dapat memperbaiki insfrastruktur yang berimbas pada perbaikan distribusi sehingga sembako diharapkan bisa turun. Selain dari para politisi, RM juga mengutip dari cuitan di twitter yang juga meberisi pro dan kontra.

Demikian sekilas rangkuman headline harian nasional hari ini. Semoga bermanfaat.

Penulis: Muhammad Hilal | @moehiel

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles