Menghidupkan Kembali Budaya Olahraga

SuaraJakarta.co – Sejak 67 tahun lalu tepatnya tanggal 9 September tahun 1948, para pendiri bangsa bersama tokoh-tokoh olah raga nasional menjadikan olah raga sebagai bagian dari perjuangan bangsa, dengan menggelar Pekan Olah Raga Nasional (PON) I di Kota Solo, Jawa Tengah. PON kemudian digelar setiap empat tahun dan menjadi ajang unjuk kebolehan atlet-atlet nasional maupun atlet daerah. Maka tak heran jika kemudian tanggal 9 September ditetapkan sebagai Hari Olah Raga Nasional.

Namun sekarang masyarakat Indonesia seakan-akan lupa atau tidak peduli dengan adanya Hari Olahraga Nasional ini. Minat masyarakat Indonesia terhadap Olahraga pun sepertinya menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Padahal atlet-atlet Indonesia yang berkecimpuh dalam kejuaraan bidang olahraga dapat mengharumkan bangsa Indoensia. Berawal dari mencintai dan membudayakan olahraga yang disukainya hingga akhirnya mereka sukses membawa nama Indonesia menjadi tersohor.

Rasa nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia akan muncul ketika atlet Indonesia berhasil meraih gelar juara di ajang internasional dan bendera Merah Putih berkibar diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dengan alasan itulah maka pemerintah seharusnya tidak menjadikan Hari Olah Raga Nasional hanya sebagai kegiatan seremoni belaka. Hari Olah Raga Nasional harus selalu dijadikan pecut untuk membangkitkan olah raga dalam negeri.

BACA JUGA  Charlie dan Kouachi : Islam, Demokrasi, Toleransi

Peringatan HAORNAS XXXII tanggal 9 September 2015 merupakan momentum yang tepat untuk kembali mengingatkan kita semua dalam membangun budaya olahraga. Mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga merupakan slogan yang harus terus diimplementasikan secara baik dan benar di kalangan seluruh masyarakat. Dengan demikian, kita dapat membangun keolahragaan nasional dengan fondasi yang kokoh, yakni budaya olahraga yang tumbuh dan kuat serta hidup sehat dan bugar dalam aktifitas keseharian masyarakat kita.

Budaya olahraga kuat merupakan wahana untuk bersemai atlet bertalenta-talenta untuk tumbuhnya prestasi olehraga. Faktor budaya olahraga kuat akan menjadi variabel penting untuk mengungkit dan mendukung pencapaian prestasi olahraga tersebut. Sekali lagi, budaya olahraga merupakan fondasi bagi terwujudnya prestasi keolahragaan nasional. Rata-rata negara yang memiliki budaya olahraga kuat juga pencapaian prestasi juga menjadi hebat di setiap kompetisi regional maupun internasional.

BACA JUGA  Duh, Guruku Preman?

Sebagaimana makna dan nilai olahraga, bila budaya olahraga itu tumbuh, secara langsung akan menumbuhkan budaya disiplin, konsistensi, kompetisi, persahabatan, kesatuan dan persatuan, serta perdamaian. Pada intinya olahraga bila dimaknai dan dihayati secara benar dan baik akan mewujud pada pembentukan karakter suatu bangsa. Olahraga dapat memfasilitasi setiap individu-individu untuk membangun dan menumbuhkan karakter positif. Selain itu, olahraga merupakan wahana pembelajaran yang efektif untuk pendidikan karakter.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama membudayakan kembali olahraga. Sebagai tekad kuat kita semua untuk bersatu dan bekerjasama membangun bangsa melalui pembudayaan olahraga untuk mewujudkan kejayaan prestasi olahraga kita di dunia dan menumbuhkan karakter positif pada bangsa ini, mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional dan mengangkat harkat, martabat serta kehormatan bangsa.

Penulis: Ferizco Khusyufi Setiawan, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SuaraJakarta.co
Author: SuaraJakarta.co

Related Articles

Latest Articles