SuaraJakarta.co, TANGERANG SELATAN – Jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika membuat harga bahan baku pembuatan tempe dan tahu melonjak tajam, padahal sebagian besar kedelai diimpor dari AS.
Tomi, salah seorang pemilik pabrik tahu yang berada di Kampung Rengas, Bintaro sektor 2, Tangerang Selatan pada Rabu (28/8) mengaku “Melonjaknya harga kedelai dari Rp7.900 hingga mencapai Rp9.350 sangat menyulitkan produsen tahu”. Tambahnya “Sebelum harga kedelai naik, pekerja yang bekerja di pabrik ini bisa sampai 12 orang tetapi setelah harga kedelai naik pekerja hanya tinggal 4 orang dan volume produksi pun turun hingga 4 kwintal perhari”.
Arif, salah seorang pekerja asal Sukabumi sedang memasukan kacang kedelai untuk dihaluskan. (Foto: Fajrul Islam/SJ)
Arif sedang mengaduk kacang kedelai yang sudah dimasak dan disaring untuk diambil sarinya guna pembuatan tahu. (Foto: Fajrul Islam/SJ)
Arif sedang mengaduk kacang kedelai yang sudah dimasak dan disaring untuk diambil sarinya guna pembuatan tahu. (Foto: Fajrul Islam/SJ)
Anang, pekerja asal bandung yang baru bekerja selama 9 bulan ini sedang mencetak tahu. (Foto: Fajrul Islam/SJ)
Seorang pekerja sedang mengangkat tahu yang sudah dikuningkan dengan cairan yang berasal dari rebusan kunyit. (Foto: Fajrul Islam/SJ)
Seorang ibu sedang memindahkan tahu kuning ke dalam keranjang yang akan dibawanya keliling kampung. (Foto: Fajrul Islam/SJ)
Tomy, pemilik pabrik tahu yang berlokasi di Kampung Rengas, Bintaro sektor 2, Tangerang Selatan. (Foto: Fajrul Islam/SJ)
Suwito, salah seorang penjual tahu yang sedang memindahkan tahu ke dalam keranjang yang akan dibawanya keliling kampung. (Foto: Fajrul Islam/SJ)
Suwito pria paruhbaya asal Kediri, Jawa Timur ini sudah 3 tahun bekerja menjadi penjual tahu keliling. (Foto: Fajrul Islam/SJ)